Senin, 28 November 2011

DANBO


Temen-temen mungkin sudah sering lihat sosok boneka berbentuk kotak kecil bewarna cokelat dengan macam-macam ekspresi bak manusia? Lucu banget yahh.. Hmm.. sebenarnya saya udah sering lihat temen saya pake si imut ini sebagai avatar di Twitter, tapi jujur, saya baru tahu kalo boneka imut-imut itu namanya Danbo! Hahaha... payah ya saya? -____-


DANBO, nama boneka itu. Danbo adalah singkatan dari Danboard, boneka yang dibuat dari kertas karton board. Danbo merupakan kreasi Azuma Kiyohiko, seorang komikus serial manga Yotsuba. Bentuknya sangat unik, yaitu action figure dengan penampilan seperti manusia berukuran mini. Bentuk Danbo amat sederhana, serba kotak mulai dari kepala, lengan, pinggang, hingga kaki, dengan kedua mata kecil serta bibir segitiga. Boneka ini identik dengan warna cokelat, sehingga banyak yang beranggapan si Danbo mungil ini terbuat dari kayu. Tapi sebenernya terbuat dari kardus loh...:P

 Boneka mini ini dapat digerakkan secara manual dan dibentuk dengan berbagai macam gaya unik. Perusahaan pembuatnya menggunakan teknologi tinggi di setiap persendian Danbo sehingga membuatnya mampu bergerak luwes. Ekspresinya menjadi daya tarik utama. Di Jepang, boneka kardus imut dijual seharga mulai dari 5000 yen atau sekitar Rp 500.000 per unitnya. Dalam serial manganya, Danbo dapat bergerak ketika ada koin yang dimasukan kedalam mulutnya. Namun, Danbo yang dibuat saat ini tidak seperti di manga tersebut.

O iya, kita bisa buat sendiri lho si Danbo imut ini, mudah ‘n gak mahal lagi! Begini caranya:

1. Download pola Danbo ini.
















ato download full size nya di http://gizzlobber.deviantart.com/

2. Siapkan kertas yang agak tebel, misalnya karton manila ato yang biasa buat covernya jilid. Jangan terlalu tipis, karena susah kalo dirangkai.
3. Siapkan gunting dan cutter.
4. Print pola Danbo pada kertas karton tersebut.
5. Gunting sesuai pola, sobek garis-garis putih dengan menggunakan cutter.
6. Kemudian rangkailah sesuai petunjuk.

Gak sulit kan? Hehehe.. Tapi Danbo buatan sendiri ini memang gak bisa digerak-gerakin persendiannya seperti buatan pabrik.

Selamat mencoba. :D

Kamis, 17 November 2011

Card Captor Sakura



Waaaaa~ kesambet apa saya  tengah malam gini tiba-tiba kebayang-bayang sama Toya-Yukito, heh? *nanya ke siapa*

Saya sampai ga bisa tidur nginget-nginget gimana kisah mereka berdua! #guling2
Ck, akhirnya sambil coretngesotcoret, saya nekat nge-posting coretan ga jelas ini, huhuhu...


Card Captor Sakura itu anime favorit saya waktu saya masih SD. Dan waktu itu, yang jadi favorit chara saya bukan Li Syaoran-Sakura ataupun Tomoyo, tapi Toya-Yukito!

Waktu itu saya masih sangat uhukpolosuhuk, jadi saya pikir dulu Toya-Yuki cuma sohiban deket aja gitu. Tapi meski begitu, saya senang banget saat scene mereka berdua bercanda, marahan, ngobrol akrab, pokoknya yang ada mereka berdua. Saya bahkan girang banget waktu Touya meluk Yukito pas dia lagi demam. Ugh... ternyata tanpa saya sadari, bibit fujoshi sudah nampak waktu saya masih SD.  =_____=

Saya dulu mikirnya, si Yukito itu kecewekan banget ya buat ukuran cowok, mana lemah lembut gitu sikapnya. Dulu saya sempat ngatain dia banci lho. *slapped*  Maklum, dulu saya belum ngeh apa itu istilah Seme-Uke, sekarang setelah saya tahu, ternyata Yukito itu memang tipe Ultimate Uke, hahaha...

Dulu, saya sengit *jiaah* banget lho kalo waktu Toya berduaan sama Yukito trus tiba-tiba nongol cewek genit bin centil yang sok kecakepan yang entah berasal dari antah berantah mana yang saya ga tahu dan ga pengen tahu siapa namanya itu. Hah-hah-hah... sampai kehabisan napas saya ngetik tanpa titik koma gitu. =="

Sebel banget kalo cewek itu jadi perusak suasana. Tahu ga sih dia, kalo dia itu sangat sangat menggganggu?! <-- Fansgirl yang BT

Apa dia ga tahu kalo Yukito dan Toya itu udah ditakdirkan--oleh komikusnya--untuk jadi Seme-Uke, huh? *abaikan*

Touya bahkan secara tersirat sudah mengakui kalau dia suka sama Yukito meski ga terang-terangan. *ya iyalah, namanya juga tersirat* Jadi ingat pengorbanan Touya yang rela memberikan semua energi clow-nya pada Yukito--yang semakin melemah--agar dia tidak menghilang. Hiks... jadi pengen baca dan bikin FF tentang dua cowok unyu ini. u.u

Sebelnya lagi... saya search di fandom CCS, cuma nemu dua biji fic Toya-Yukito di Indonesiannya. Grrrr... Yang di English sih lumayan banyak, tapi saya rada males bacanya. <-- ketahuan kemampuan inggrisnya jelek

Yasudlah, dari pada saya makin ga bisa tidur, saya ganti background blog pake gambar mereka aja ahh. :D

Rabu, 16 November 2011

Malam yang dingin


Malam ini hujaaaaan! Yeyy~ saya sangat suka hujan. Bau tanah yang sangat khas setiap kali terkena tetes air hujan sangat nyaman sekali dihirup dalam-dalam. Sayang... sekarang malam, jadi saya ga bisa bebas dan leluasa melihat tetes-tetes air hujan yang turun menyapa bumi. Tapi suara gemericik air yang turun dari atap, cukup membuat saya merasa senang.

Udara malam ini juga sangat dingiiiin. Angin yang bertiup menemain hujan lumayan kencang. Dan tahukah kalian? Saya sekrang sendirian di rumah. T.T
Tousan masih berada di Jakarta dalam rangka Seminar Nasional KepSek Seluruh Indonesia, sementara Imouto keluar dengan Koibito-nya untuk makan-makan.

Ah, iya, hari ini ultah Imouto saya lho. Adek saya satu-satunya itu sekarang genap berumur 22 tahun. Yeyy, udah cukup umur buat nikah tuh, hahaha...
Padahal saya kakaknya aja belum ada calon. Ugh.. ga tahu harus ketawa atau sedih. -_________-

Yahh, Happy Birthday aja deh buat, Dek Ophien. Semoga panjang umur, sehat dan bahagia selalu. Tercapai apa yang dicita-citakan, serta diberi umur yang berkah dan selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Amiiiin.

Hahh~ saya kurker nih sekarang, makanya saya ngetik ga jelas gini, huhuhu... Dari tadi hanya di kamar bolak-balik onlen Twitter, FB, Plurk dan FFn. Keluar ambil camilan, masuk kamar lagi, onlen lagi. Kalo bosen, hanya bisa guling-guling di kasur. #gelundungan

Sebenarnya ada sih temen yg telp ngajak keluar tadi, tapi malas bangeeeeeet. Dan untungnya saya ga keluar, hujan boooo! SMS masuk juga bejibun, tapi saya lagi ga mood SMS-an. Gomeeeeeeen buat yang nungguin balesan SMS saya. u_u <-- PD to the max

Yahh... sekarang saya ga tahu mau ngetik apalagi. HaHaHaHa... =______="
 Tadinya saya udah niat mau ngetik FF, tapi begitu buka halaman word langsung blank!!!
Padahal udah nyediain beng-beng, biskuit better, mizone sama wafer tango buat nemenin, tv juga udah nyala, bahkan mp3 juga. Setdahh, niate koyo iya-iya'o, tapi gatot, hiks. :'(

Yasudlah... saya mau nyari inspirasi dulu sekalian ngembaliin mood ngetik saya.
Jaaa nee~ #cling *menghilang ceritanya*
Hihihihihi... :P

Rabu, 12 Oktober 2011

Birthday Kiss

~ A Naruto Fanfiction ~ 

Naruto © Masashi Kishimoto

Warning : Shou-ai, Maybe OOC, Canon, Typo(s), etc.


~ Birthday Kiss ~


"Baachan... ayolah. Masa' benar-benar tidak ada misi untukku?" tanya Naruto untuk kesekian kalinya pada Tsunade.

"Sudah kubilang 'kan, Naruto. Tidak misi untukmu. Kau bisa bersantai hari ini," ulang Godaime Hokage untuk kesekian kalinya juga.

"Tapi aku ingin menjalankan misi, Baachan,"

"Tapi tidak ada misi, Naruto,"

"Misi apa saja juga boleh," pinta Naruto. "Yang penting aku bisa keluar dari desa hari ini," tambah Naruto dalam hati.

Tsunade menatap tajam pada Naruto yang berdiri di hadapannya, "Berhenti menggangguku, Naruto!" bentak Tsunade.

"Baachan, tolonglah aku,"

"Tidak!"

"Tapi—,"

"KELUAR!" teriak Tsunade sambil menggebrak meja kerjanya.

Mendapat death glare yang mematikan dari Tsunade, Naruto akhirnya mengalah. Dengan gontai ia melangkah keluar ruangan Hokage.

"Dasar, Bocah tengik!" desis Tsunade kesal.

 Benar-benar celaka tiga belas ini. Kalau tidak dapat misi, alasan apalagi yang akan ia gunakan untuk menghindar? Naruto memutar otak. Tepat di depan pintu ruang hokage, Naruto bertemu dengan Shizune.

"Hai, Naruto. Baru saja menghadap Tsunade-sama?" sapa Shizune ramah.

"Aa~ Shizune-neechan. I-iya—aku baru saja menghadap, Baachan," jawab Naruto tergagap.

"Kenapa gugup begitu, Naruto? Kau sakit?" tanya Shizune.

"T-tidak. Aku pergi dulu ya, Neechan," Naruto langsung berlalu meninggalkan Shizune yang heran melihat tingkah Naruto yang terlihat aneh.
.
.

"O-ohayou, Naruto-kun," sebuah sapaan membuat Naruto yang sedang berjalan di halaman Konoha Academy terlonjak kaget.

"Ohayou, Hinata," balas Naruto.

"A-ano… apa kau sibuk, Naruto?" tanya Hinata malu-malu.
 
"Tidak—ah, iya. Aku sedang ada misi," jawab Naruto berbohong.

"Ah, begitu ya. Ya sudah. A-aku hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun untukmu, Naruto-kun. Aku-,"

"Ooh—terima kasih, Hinata. Gomen ne… aku harus segera pergi. Jaa~ Hinata," Naruto pun berlalu meninggalkan Hinata yang sedikit kecewa dengan tanggapan Naruto yang cuek.

.
.
"Yoo, Naruto!" Kakashi tiba-tiba saja muncul di jendela kamar Naruto. Naruto yang sedang meneguk air kontan tersedak karena kaget.

"Sensei! Bisa tidak, kau muncul dengan cara yang normal?" protes Naruto sambil mengelap bajunya yang basah.

"Normal?" Kakashi mengerutkan dahi.

"Lewat pintu. Jangan lupa ketuk lebih dulu," Naruto menggerutu.

"Ohh... Baiklah," Kakashi menghilang seketika.

Tok…tok…tok…

Pintu kamar Naruto diketuk dari luar. Naruto mengernyit. Siapa yang pagi-pagi begini datang? Jangan-jangan… teman-temannya yang datang menagih traktiran. Waduh—gawat! Naruto panik. Pelan-pelan ia melangkah ke pintu. Dibukanya pintu perlahan, kemudian ia mengintip dari balik pintu untuk melihat siapa yang datang.

"Yoo… Naruto!" Kakashi berdiri di depan pintu.

"SENSEIIIII!" teriak Naruto kesal. "Apa-apan kau ini? Jangan konyol dong!"

"Ah, bukannya kau sendiri yang memintaku datang dengan cara normal?" sergah Kakashi dengan wajah tanpa dosa.

"Aarrrgghh!"
.
.
"Ayolah, Sensei. Bantu aku. Pinjamkan aku sepuluh ribu yen saja. Nanti pasti aku ganti uangnya," Naruto memohon pada Iruka yang sedang sibuk mengajar anak-anak di academy.

"Aku tidak punya uang sebanyak itu, Naruto," kata Iruka sambil memperagakan contoh melempar kunai pada anak-anak.

"Ini menyangkut hidup dan matiku, Sensei. Tolong aku," pinta Naruto sedikit lebay.

"Katakan saja terus terang pada teman-temanmu kalau kau tidak punya uang," saran Iruka.

"Tidak bisa, Sensei. Aku sudah terlanjur janji pada mereka,"

"Siapa suruh kau menjanjikan sesuatu yang belum pasti bisa kau penuhi," kata Iruka menyalahkan. "Lagipula, aku yakin teman-temanmu pasti bisa mengerti."

"Aah—Sensei. Sekali ini saja," Naruto berdiri di hadapan Iruka.

"Minggir, Naruto!"

"Tidak mau! Aku—,"


Claap!

Sebuah kunai tiba-tiba melesat, tepat melewati depan wajah Naruto yang langsung terdiam dengan wajah pucat pasi.

"Jangan berdiri di depan tiang sasaran," kata Iruka sambil menahan tawa.
.
.
Naruto mondar-mandir di kamarnya dengan gelisah. Bagaimana ini? Tidak ada misi. Tidak ada uang. Bisa dikeroyok ia nanti kalau teman-temannya sampai menagih janji. Haduuh... Bisa tidak sih tanggal sepuluh diundur beberapa hari lagi?

"Kami-sama—kenapa hari ulang tahunku begitu mengenaskan?" keluh Naruto.

Tunggu dulu. Masih ada harapan. Naruto bangkit dari pose terpuruknya. Sasuke. Ya. Sasuke pasti bisa meminjamkan uang padanya. Pasti. Bergegas ia melesat ke mansion Uchiha.
.
.
"Teme~ bantu aku. Ya… ya… ya…," Naruto merayu Sasuke yang sedang berlatih di halaman belakang rumahnya.

"Hn."

"Apa arti Hn-mu itu, Teme?"

"Tidak!"

"Gezz! Kau pelit sekali,"

"Hn."

"Hanya sepuluh ribu yen, Teme. Nanti aku ganti uangnya,"

Sasuke menghentikan latihannya, "Kau suka api, Dobe?" tanya Sasuke melirik Naruto.
"Eh?"

"Atau kau lebih suka air?"

"Kau ini bicara apa, Sasuke?"
"Hah?"

"Sekarang!"

Tiba-tiba Sasuke menyerang Naruto dengan semburan api. Kaget. Naruto spontan meloncat mundur ke belakang untuk menghindari serangan Sasuke. Akibatnya—

Byuuur!

Naruto tercebur ke dalam kolam yang berada tepat di belakangnya berdiri tadi.

"Huh! Kau suka dua-duanya ternyata," sindir Sasuke innocent.


"SASUKEEEE!"
.
.
Naruto menggerutu sepanjang jalan. Hari ini ia benar-benar sial. Kami-sama… dosa apa yang aku perbuat di masa lalu? Kenapa di hari ulang tahunku, aku harus menderita seperti ini? Naruto hampir putus asa ketika ia melewati kedai Ichiraku ramen. Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya, tanpa pikir panjang lagi, ia segera masuk ke dalam kedai.

Tak lama kemudian ia keluar dari kedai dengan senyum lebar di wajahnya. Akhirnya—masalahnya terpecahkan.

Tanpa pikir panjang lagi, ia segera menghubungi teman-temannya.
.
.
"Yahh—kenapa cuma ramen, Naruto?" protes Chouji saat mereka semua sudah berkumpul di depan kedai Ichiraku.

"Sudahlah, Chouji. Jangan protes saja. Ini 'kan ulang tahun, Naruto. Jadi terserah dia mau mentraktir kita apa," kata Ino membela Naruto.

"Ya sudah. Ayo kita masuk," ajak Sakura. "Aku sudah lapar."

Tak lama, kedai Ichiraku dipenuhi sendau gurau para Shinobi yang ditraktir Naruto. Semua tampak menikmati ramen masing-masing.

"Hei, Dobe," bisik Sasuke yang duduk tepat di sebelah Naruto.

"Hmm… aha apha, Heme?" tanya Naruto dengan mulut penuh ramen.

"Siapa yang akhirnya meminjamimu uang, eh?" tanya Sasuke. "Kau tidak mungkin berhutang 'kan?"

Naruto hampir tersedak mendengar pertanyaan itu. Dengan susah payah, ditelannya ramen yang ada di mulutnya.

"Tentu saja tidak, Teme," desis Naruto mengelak.


"Hn. Baguslah kalau begitu,"

Selesai makan dan bersantai sejenak. Mereka semua beranjak pulang.

"A-ano… teman-teman. Kalian pulang saja duluan ya. Aku masih ada urusan sebentar dengan Ayame-nee," kata Naruto sambil melirik Ayame yang tersenyum sangat manis di meja kasir.

"Urusan apa, Dobe?" selidik Sasuke.

"Ahahaha… bukan urusan penting kok. Sudah, kalian pulang saja duluan," Naruto tertawa garing.

"Baiklah. Terima kasih untuk traktirannya ya, Naruto," kata Sakura mewakili teman-teman yang lain.

"Douita. Terima kasih juga sudah menemaniku merayakan ulang tahunku," Naruto tersenyum tulus.

Setelah memastikan teman-temannya pulang, Naruto menghampiri Ayame yang langsung memberikannya celemek.

Naruto menerima celemek itu dengan cengiran di wajahnya, "Arigatou, Ayame-neechan," kata Naruto membungkuk.

"Sama-sama. Karena hari ini ulang tahunmu, aku memberikan keringanan untukmu sebagai pelanggan setia kami," Ayame tersenyum. "Sekarang, tepati janjimu. Kau harus membantuku sampai kedai tutup malam ini."

"Yosh!"Naruto tersenyum seraya mengepalkan tangannya penuh semangat. Segera ia sibuk membereskan mangkuk-mangkuk sisa di meja pelanggan.

Malam telah larut ketika kedai Ichiraku tutup. Naruto berjalan pelan menuju rumahnya. Badannya terasa pegal sekali. Tapi baru beberapa meter dari kedai, langkah Naruto terhenti. Ia tertegun melihat teman-temannya berdiri tak jauh darinya.

"Kalian—," Naruto menatap tak percaya.

"Otanjoubi omedettou, Naruto," Sakura mendekat sambil menyerahkan sebuah kado untuk Naruto. "Kami sengaja menunggumu pulang untuk memberikan ini."

Kemudian teman-teman yang lain pun satu persatu menyerahkan kado yang telah mereka persiapkan. Naruto terdiam menerima semua kado itu. Ia tak tahu harus berkata apa. Bahkan, Sasuke yang biasanya cuek juga memberikan sebuah kado untuknya. "Kami-sama… aku ralat ucapanku tadi pagi. Sepertinya, ini adalah hari ulang tahun paling indah dalam hidupku," ucap Naruto dalam hati.

"Arigatou, semuanya…." Naruto tersenyum haru. "Eh, tapi, kau tidak ikut memberikan kado untukku, Shikamaru?" tanya Naruto memecah keharuan yang tercipta dengan pertanyaan yang langsung membuat teman-temannya sweatdrops.

"Berbelanja barang itu merepotkan, jadi aku siapkan kado lain untukmu. Kado special yang pasti akan kau sukai," kata Shikamaru. Sontak, berpasang-pasang mata yang ada di sana menatap sangsi ke arah Shikamaru.

"Apa?" penasaran, Naruto berjalan mendekati Shikamaru. Karena kurang hati-hati, tanpa sengaja Naruto menjatuhkan sebagian kado yang bertumpuk di tangannya.

"Payah kau, Dobe!" dengus Sasuke. Namun, melihat Naruto yang kerepotan memunguti kado yang terjatuh itu, ia pun akhirnya membantu Naruto memunguti kado-kado yang berserakan.

"Mendokusai~," tanpa diduga, Shikamaru tiba-tiba saja mendorong Sasuke yang tengah berjongkok di hadapan Naruto. Karena tak menduga, dan tanpa pertahanan, Sasuke sukses menubruk Naruto yang juga gelagapan dengan 'serangan' tiba-tiba itu.

Dan hasilnya—

Sasuke jatuh menimpa Naruto dengan posisi yang membuat semua yang ada di sana ternganga tak percaya.

"Kami-sama!"pekik Hinata syok.

"Kyaaa! NaruSasu fans service!" teriak Sakura kegirangan.

"Yare-yare!" Kakashi geleng-geleng kepala.

"Hahaha—kalian berdua mau bernostalgia dengan kejadian di academy dulu ya?" komentar Kiba sambil tertawa terkekeh.

Sadar akan posisi mereka yang oh-so-sesuatu sekali. Sasuke segera mendorong wajah Naruto menjauh darinya. Sementara Naruto nyengir kuda sambil menarik tangan Sasuke, mencegahnya untuk berdiri.

"NARUTOOOO! SHIKAMARUUUUUUU! KUBUNUH KALIAAAAN!" teriak Sasuke menggelegar.

Owari

Omake

"Rusa, Brengsek!" Sasuke membanting pintu kamarnya. Dilemparkannya vest yang dikenakannya sembarangan.

Segera ia menuju ke kamar mandi. Mencuci muka sambil terus menggerutu. Menatap bayangan wajahnya yang terpantul di cermin, seketika ia teringat lagi dengan kejadian tadi.

Shit! Dobe sialan. Berani-beraninya dia mengulangi lagi kejadian lima tahun yang lalu. Dulu, dia membuatnya kehilangan first kiss. Sekarang, dia membuatnya menyerahkan ciuman-keduanya-lagi padanya. Menggeram, Sasuke mengepalkan tangannya kesal.

Perlahan diusapnya bibirnya yang memerah karena ia gosok berkali-kali. Disentuhnya perlahan bibir bawahnya. Tanpa ia sadari, sudut bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman. Entah kenapa, amarahnya lenyap begitu saja.

"Ya sudahlah. Anggap saja itu kado ulang tahun tambahan untukmu, Dobe."



A/N : Selesaiiiiiii~ akhirnya fic ini selesai juga.

Happy birthday, Naruto!

Semoga Om Masashi Kishimoto segera mempersatukan kamu sama Sasuke, hehe…

Sebenarnya saya ga niat bikin birthday fic untuk Naruto, tapi tanpa diundang, ide nongol saat saya tengah ber-shower! #kriikk

Akhirnya, selepas maghrib tadi saya mulai mengetik fic gaje ini, dan hasilnya… Yahh, seperti inilah…

Super ga jelas. -_-

Mind to RnR?

Jumat, 30 September 2011

Too Late

"Tepung terigu, sudah. Maizena, sudah. Gula pasir, sudah. Telur, sudah," Temari tampak sibuk mendata daftar belanjaannya. "Sepertinya semua sudah lengkap."

Disiapkannya alat-alat yang diperlukannya. Semenit kemudian, ia sudah mulai sibuk membuat adonan. Ya. Ia memang sedang membuat kue. Kue tart tepatnya. Hari ini, adalah hari yang special. Karena hari ini adalah hari ulang tahun kekasihnya. Nara Shikamaru. Ia ingin membuat kue tart special khushus untuknya. Apalagi yang ia dengar dari Gaara, Shikamaru dan beberapa Shinobi dari Konoha yang mendapat tugas ke Tsuna akan tiba hari ini.

Sambil bernyanyi kecil, Temari mencampur semua adonan. Diambilnya mixer untuk mengaduk adonan cake supaya tercampur rata dan mendapat tekstur yang pas. Pelan-pelan ditambahkannya fermipan dan soda kue. Berkali-kali diubahnya kecepatan mixer, menyesuaikan dengan resep yang dianjurkan. Tapi saat ia sedang mengaduk, tiba-tiba saja mixer berhenti berputar.

"Eh? Kenapa ini?" Temari mengangkat mixer. Diperiksanya kabel listrik. Masih terpasang dengan baik dengan stop kontak. Tidak mungkin mati listrik 'kan?

"Mati listrik," Gaara tiba-tiba muncul di belakang Temari.

Temari mematung mendengar ucapan adik bungsunya tersebut. What? Jadi benar mati listrik?

"Aaargghh!" Temari mengacak-acak rambutnya.

Bagaimana nasib kue tart-nya kalau mati listrik begini? Tanpa mixer bagaimana ia bisa mengaduk adonan dengan benar? Lalu, bagaimana ia memanggangnya nanti tanpa oven? Gezz… haruskah semuanya ia lakukan secara manual? Temari menatap horror ke arah adonan di tangannya.

Kami-sama…

Gaara menatap Neesan-nya tanpa ekspresi. Melihat adiknya masih bediri di belakangnya, Temari berbalik.

"Kenapa masih di situ? Mau membantu?" tanya Temari.

"No, thanks. Aku cuma mau ambil minum. Neesan teruskan saja pekerjaan Neesan, tidak usah mempedulikan aku," kata Gaara ngeloyor ke kulkas. "Good luck, Neesan," Gaara menepuk pundak Temari sebelum kembali ke kamarnya.

Temari menatap kepergian Gaara sambil menggerutu, "Adik macam apa itu? Kakaknya sedang kesusahan bukannya membantu malah cuek."

Huft… tidak boleh mengeluh Temari. Harus semangat. Yosh—Ganbatte! Temari menyemangati diri sendiri. Perlahan ia mulai melanjutkan mengaduk adonan dengan pengaduk kayu. Ia berusaha mengaduk dengan kecepatan yang pas agar adonan mengembang dengan sempurna.

Selesai mengaduk, sekarang ia tampak ragu untuk mulai memanggang di atas kompor. Bagaimana kalau nanti kuenya hangus? Atau malah tidak mau mengembang dan menjadi bantet? Temari menggigit ujung kukunya. Harus dicoba dulu 'kan? Kalau tidak, bagaimana bisa jadi kuenya.
Dimasukannya adonan kue ke dalam loyang yang telah diolesi dengan mentega. Lalu memasukkannya ke dalam panci di atas kompor. Diaturnya besar api. Tidak boleh terlalu besar, tapi juga tidak boleh terlalu kecil.

"Uhm… dua puluh menit dengan suhu 180 derajat celcius dengan oven. Kalau dengan kompor, kira-kira berapa menit ya dengan api sedang?" Temari mengira-ngira timer memanggangnya.

Sesekali Temari memeriksa kue yang dipanggangnya. Ditusuk-tusuknya kue itu dengan garpu.

"Luarnya oke. Mengembang dengan bagus. Tapi dalamnya masih basah," Temari mencicip adonan kue yang menempel pada garpu. Tak mau kuenya gosong sementara dalamnya belum matang, Temari mengecilkan volume api. Lima menit kemudian, kue sudah matang sesuai yang diharapkannya. Kuning kecoklatan. Diangkatnya loyang dari panci.

"Yahh... sambil menunggu kuenya dingin, sebaiknya sekarang aku siapkan bahan toping dan cream pelapisnya," Temari mengambil gula dan mentega. Kemudian mengaduknya secara manual. Sesekali ia mengibaskan tangannya yang terasa pegal, ia juga tampak berkali-kali menghapus peluh di pelipisnya. Tak apa. Perjuangan ini 'kan untuk kekasihnya.

Selesai membuat cream pelapis, Temari pun mulai menghias kuenya. Dengan senyum terkembang dibibir, ia menuliskan kata-kata selamat ulang tahun untuk Shikamaru di atas kue. Setelah itu, ditambahkannya hiasan potongan-potongan buah strawberry di pinggiran kue. Puas dengan hasil kerjanya, Temari tersenyum lebar.

"Haah… akhirnya. Selesai juga kuenya," kata Temari senang. "Yakk! Sekarang, tinggal memasak menu makan malam."

Dari balik pintu menuju ruang makan, Gaara tersenyum simpul. Ternyata, tanpa setahu Temari, dari tadi ia terus berdiri bersandar di sana. Melihat dan memperhatikan Temari yang sibuk membuat kue.
"Ganbatte, Neesan!" lirih Gaara. "Kau beruntung rambut nanas. Awas kau berani mengecewakan, Neesan-ku."

Tak ingin mengganggu kerja Temari, Gaara berlalu pergi. Ada sesuatu yang harus dilakukannya.
Sementara itu, Temari terlihat kembali sibuk berkutat dengan kompor dan peralatan dapur lainnya.

_(^_^)_
"Tadaimaaa~," teriak Kankurou. Ia masuk ke dalam rumah diikuti Gaara di belakangnya.

"Okaeriii~," sambut Temari tersenyum. Di tangannya tergenggam piring dan kain lap.

"Neesan belum selesai masak?" selidik Gaara.

"Temari mengerutkan dahi, "Ohh… ini," kata Temari saat menyadari apa yang dipegangnya. "Hanya tinggal menata hidangan di meja."

"Wahh… Neesan masak banyak sekali," kata Kankurou. "Sayang… karena badai pasir yang tiba-tiba melanda, utusan dari Konoha tidak bisa datang tepat waktu. Jadi, kita tidak bisa mengundang mereka makan malam di sini."

"Apa kau bilang?" tanya Temari seraya memberikan death glare ke arah Kankurou.

"A-apa, Neesan?" Kankurou tergagap. Kaget tiba-tiba saja dapat pelototan dari Neesan-nya.

"Kau tadi bilang apa?" ulang Temari sambil berjalan mendekati Kankurou yang merepet ke tembok.

"B-badai pasir, maksud Neesan?" tanya Kankurou.

"Bukan!" seru Temari sambil mencengkeram baju Kankurou. "Kenapa dengan utusan dari Konoha?"

"Oh, itu. Karena badai pasir, utusan dari Konoha kemungkinan baru akan tiba di Tsuna dua hari lagi," jawab Kankurou.

Temari terdiam. Kankurou melirik Gaara yang dari tadi berdiri diam di sampingnya.

"Tidak…" Temari melepas tangannya. Ia pun terduduk lemas di hadapan Kankurou. "Ini tidak mungkin…" digigitnya keras-keras bibirnya, menahan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya.

Kankurou yang terkejut melangkah mundur, "Neesan?" tadinya ia berpikir, ia akan diteriaki atau dikipas oleh Temari ke Konoha, tapi… ditatapnya Gaara yang menunjuk ke arah meja makan dengan dagunya. Melihat kue tart di sana, Kankurou paham. Ia dan Gaara tahu, sejak beberapa hari yang lalu, Neesan-nya itu memang sudah sibuk mempersiapkan sebuah pesta kecil untuk merayakan ulang tahun Shikamaru. Sekarang, mendengar kalau utusan dari Konoha baru akan tiba dua hari lagi, Temari pasti kecewa sekali.

"Sudahlah, Neesan jangan sedih," Gaara melangkah menghampiri Temari, lalu duduk jongkok di hadapannya, "Dia pasti akan datang. Neesan tidak usah khawatir," dihapusnya air mata yang mulai menetes di pipi Neesan-nya.

Temari menatap adik bungsunya dengan pandangan sendu, "tapi Kankurou bilang…"

"Percaya padaku," kata Gaara tersenyum. "Sekarang Neesan siap-siap. Sebentar lagi dia pasti datang."

Temari melihat ke dalam mata Gaara. Ia tahu, Gaara tidak pernah berbohong padanya. Di setiap kata-katanya, selalu ada kilat kejujuran di sana. Temari mengangguk. Dibantu Gaara, ia bangkit. Dengan gelisah ia menuju ke kamarnya.

"Hei, Gaara. Bagaimana kau bisa seyakin itu? Bukannya, Kakashi sudah mengirmkan berita kalau mereka akan datang terlambat?" tanya Kankurou penasaran.

Gaara hanya diam, kemudian berlalu begitu saja tanpa mengacuhkan pertanyaan Kankurou.

"Hei, Gaara! Kau mau main rahasia-rahasiaan denganku ya?" kejar Konkurou.

_(^_^)_

Temari tampak gelisah. Berkali-kali dia mondar-mandir dari ruang keluarga ke ruang tamu. Sesekali diliriknya pintu depan yang masih tertutup rapat. Berharap ada seseorang yang mengetuk pintu, tapi tak ada. Malam mulai merayap naik, tapi orang yang ditunggunya belum muncul juga.

"Neesan… kapan kita boleh makan?" tanya Kankurou lemas. Sedari tadi mereka dilarang menyentuh makanan di meja.

"Nanti!" kata Temari tak acuh. Ia masih sibuk mondar-mandir.

"Aku lapar, Neesan," Kankurou mengelus perutnya yang dari tadi bernyanyi minta diisi.

"Iyaaa. Sabar sedikit kenapa?" sergah Temari mulai kesal.

"Dari tadi juga sudah sabar, Neesan-ku sayaaang," Kankurou mendesah.

Temari yang jengkel memberikan death glare pada Kankurou yang langsung terdiam. Dengan raut wajah kesal, Kankurou meminum segelas air putih yang ke tujuh. Sementara Gaara hanya diam, duduk anteng melihat kedua kakaknya ribut.

Tok…tok…tok… 

Temari terlonjak. Gaara dan Kankurou saling melempar pandang. Tanpa ba-bi-bu, Temari segera berlari menuju ke depan. Dibukanya pintu dengan senyum terkembang. Tapi senyum itu langsung pudar saat melihat siapa yang berdiri di sana.

"Matsuri. Ada apa?" tanya Temari dengan raut kecewa.

"Uhm—aku ada sedikit urusan dengan Kazekage-sama, apa dia ada?" tanya Matsuri sopan.

"Ohh—ya. Gaara ada di dalam, silahkan masuk," kata Temari dengan senyum dipaksakan.

Setelah Matsuri masuk. Temari duduk terpaku di sofa ruang tamu. Diliriknya jam dinding yang sudah menunjukkan angka delapan lebih sepuluh. "Apa dia tidak akan datang?"desah Temari gelisah.

Gaara yang ada di ruang keluarga bersama Matsuri dan Kankurou pun sesekali melirik ke arah ruang tamu.

"Bagaimana, Matsuri, apa tugas yang kuberikan padamu sudah kau laksanakan?" tanya Gaara pelan.

"Sudah, Kazekage. Menurut berita, dia sudah sampai di gerbang desa," jawab Matsuri.

"Tugas? Tugas apa? Dia siapa?" tanya Kankurou penasaran.

"Kau akan tahu sendiri nanti, Niisan," Gaara melirik Temari yang duduk menyandar pada sofa.
"Baiklah—kalau begitu saya permisi dulu, Kazekage," Matsuri membungkuk hormat. "Selamat malam, Kankurou-san."

"Ya. Hati-hati dijalan, Matsuri. Segeralah tidur, sudah malam," kata Gaara.

Matsuri tersenyum senang mendengarnya, "Iya. Terima kasih, Kazekage."

Matsuri pun melangkah keluar. Di ruang tamu, ia mengucap salam pada Temari yang hanya mengangguk menanggapinya. Mengerti suasana hati Temari yang sedang buruk, Matsuri tersenyum maklum.

Mendekati tengah malam. Temari masih duduk menunggu di sofa, matanya terasa sangat berat. Setelah seharian sibuk di dapur, ia merasa sangat lelah sekali sekarang. Gaara dan Kankurou yang ada di ruang tengah—yang telah kehilangan selera makannya—menatap miris kakak kesayangan mereka.

"Gaara—apa kau yakin si rambut nanas itu akan datang?" tanya Kankurou. Ia mulai terlihat cemas dengan keadaan Temari.

"Hn—dia pasti datang," jawab Gaara datar.

Tok…tok…tok…

Pintu depan terdengar diketuk lagi. Tapi Temari tak terlihat bangkit untuk membukanya. Kankurou yang heran, bangkit berdiri. Ternyata Temari jatuh tertidur. Tak ingin membangunkan Neesan-nya, dengan perlahan ia melangkah ke depan untuk membuka pintu.

Dan…

"Kau—," Kankurou menatap tajam sosok yang berdiri di depannya. Sosok yang dari tadi ditunggu oleh Temari.

"Maaf—aku terlambat," kata Shikamaru dengan wajah letih.

Melihat keadaan Shikamaru yang kusut—menyedihkan—Kankurou urung melabraknya.

"Masuklah. Neesan sudah menunggumu dari tadi," Kankurou menyingkir, memberi ruang agar Shikamaru masuk ke dalam.

Shikamaru tercenung di tempat saat melihat Temari yang tertidur di sofa.

"Neesan tertidur kelelahan saat menunggumu," kata Kankurou.

"Maaf—," Shikamaru membungkuk pada Kankurou dan Gaara yang muncul dari dalam.

"Minta maaflah nanti pada Neesan," kata Gaara. "Sekarang—kuserahkan semua padamu."

Gaara dan Kankurou pun masuk meninggalkan Shikamaru dan Temari di sana.

Shikamaru berjalan mendekat ke sofa. Perlahan, ia duduk di samping Temari. Shikamaru menghela napas panjang.

"Maafkan aku—," lirih Shikamaru sambil membelai lembut rambut Temari. Disibaknya poni yang menutupi sebagian wajah Temari.

Sedikit terganggu, Temari menggeliat, "Nghh—," Temari mengerjap-ngerjapkan matanya. Tampak di hadapannya bayangan kabur dari sosok yang ditunggunya. "S-shika?" tanya Temari ragu.

"Ya—ini aku," jawab Shika seraya merengkuh Temari ke dalam pelukannya.

"Benar ini kau?" tanya Temari lirih. Dengan perasaan yang membuncah, Temari memeluk Shikamaru.

"Ya. Maaf aku datang terlambat," Shikamaru mengeratkan pelukannya.

"Aku sudah menunggumu dari tadi," protes Temari setengah merajuk.

"Maaf—," Shikamaru terlihat merasa bersalah.

"Selamat ulang tahun, Shika," Temari melepaskan pelukan dan mencium pipi Shikamaru.

"Shikamaru tersenyum, "Terima kasih. Terima kasih sudah menyiapkan pesta untukku—pesta yang gagal berantakan karena aku. Maaf," Shikamaru kembali merengkuh Temari ke dalam pelukannya.

"Tak apa, Shika. Kau sudah ada di sini sekarang," kata Temari tersenyum.

"Kau pasti lelah dan mengantuk. Tidurlah—aku akan menemanimu di sini," Shikamaru membelai lembut rambut Temari.

"Terima kasih, Shika. Terima kasih—sudah datang," kata Temari tersenyum bahagia. Perlahan, dipejamkannya kembali matanya. Ia merasa, ia pasti akan mimpi indah tidur dalam pelukan kekasihnya. Tak lama kemudian, ia sudah jatuh tertidur kembali dengan senyuman tersungging di bibirnya.

Shikamaru tersenyum, diciumnya kening gadis dipelukannya itu lembut, "Terima kasih, Temari. Aku—menyayangimu."

OWARI

Omake

"SHIKAMARUUUUUU!" teriakan melengking Temari terdengar memecah keheningan pagi.

Shikamaru yang masih terlelap di alam mimpinya terbangun karena kaget. Gaara dan Kankurou yang juga terkejut pun turun dan bergegas menuju ke ruang tamu.

"Ada apa, Temari?" tanya Shikamaru malas.

"Ada apa kau bilang? Kau mau kuhajar ya?" teriak Temari.

Shikamaru mengerutkan dahi. Sementara Gaara dan Kankurou menatap ke arah Shikamaru dengan tatapan—kau—apakan—kakakku, huh?

Ditatap demikian oleh tiga bersaudara Sabaku. Shikamaru jadi keder juga.

"T-tunggu—aku salah apa?" Shikamaru meminta penjelasan.

"Salah apa tanyamu?" Temari mendesis. "Sudah datang terlambat. Datang-datang tanpa minta maaf kau langsung tidur memelukku tanpa ijin, huh?"

Shikamaru sweatdrops mendengarnya. Lalu—suasana romantis semalam itu apa? Gaara dan Kankurou yang diam-diam semalam mengintip juga langsung speechless. Jangan-jangan—semalam Temari setengah sadar dan belum ngeh ya? Mereka bertiga spontan menatap Temari yang gantian bingung mendapat tatapan aneh dari kekasih dan dua adiknya.

"Apa?" tanya Temari.

"Hahh—ya sudahlah. Selesaikan sendiri, Shika," Gaara berlalu diikuti Kankurou yang geleng-geleng kepala melihat Neesan dan calon kakak iparnya itu.

"Hei, Gaara. Kau masih tidak ingin mengatakan padaku, kenapa Shika bisa datang sementara yang lain tidak?" tanya Kankurou saat mereka menaiki tangga.

"Hmm—aku mengirim pesan khusus padanya. Aku katakan padanya, bisa tidak bisa, dia harus datang! Kalau dia tidak bisa datang tepat waktu—apapun alasannya—aku sendiri yang akan menguburnya hidup-hidup di tengah badai pasir," kata Gaara datar.

"A-apa?" Kankurou menganga mendengarnya. "Hahaha—kasihan sekali nasib si nanas itu. Dia yang ulang tahun, tapi dia sendiri yang menderita."

Sementara itu di ruang tamu. Shikamaru masih harus berjuang menghadapi kemarahan Temari, sekaligus melawan kantuk yang masih menggelayut di matanya. Yakk! Ganbatte, Shika!

A/N : Yeyy! Akhirnya selesai juga fic ini. Sebenarnya ini fic untuk ultah Shika, tapi karena kemarin saya sempat sakit, fic ini ga bisa selesai tepat waktu. Jadinya telat banget deh kaya' judulnya, huhu… u_u
ShikaTema, tapi porsi Shika-nya dikiiiiiit banget. Gomeeeen…
Yakk! Selamat ulang tahun, Shikamaru~ :D *tebar2 konfeti*
Bagi-bagi rusanya yaaa... :p

Kamis, 22 September 2011

Khasiat Cengkeh

Pasti tahu yang namanya cengkeh, bukan? Cengkeh alias Syzygium aromaticum atau disebut juga Eugenia aromatica L, tanaman yang satu ini terkenal sebagai salah satu rempah-rempah yang banyak khasiatnya.

Cengkeh merupakan tumbuhan asli Maluku. Tanaman daerah tropis ini memiliki pohon bercabang yang bisa tumbuh sampai setinggi 10 meter dengan daun yang lebat. Yang biasa digunakan sebagai bumbu dapur adalah bagian tunas bunga yang sudah dikeringkan.

Tanaman yang juga dsebut clove tree (Inggris) dan ting hsiang (Tiongkok) ini memiliki sifat hangat. Dengan rasa dan aromatik yang tajam cengkeh dapat menghangatkan badan dan melancarkan sirkulasi darah.

Manfaatnya, bukan hanya mengusir meriang, penyakit-penyakit gangguan peredaran darah, seperti sakit kepala, stroke bahkan jantung pun dapat teratasi.

Jurnal Protaglandins, Leukotrienes and Essential Fatty Acids yang diterbitkan Harcourt Publishers Ltd mengungkapkan cengkeh memiliki kemampuan antikoagulan (pencegah penggumpalan darah). Daya kerjanya sama hebat dengan aspirin. Informasi ini diperkuat dengan temuan seorang ilmuwan dari University of Wisconsin Amerika Utara yang mengungkapkan cengkeh mengandung suatu senyawa antibeku darah. Zat ini dapat melonggarkan pembuluh darah jantung yang tersumbat. Pendek kata, uraian jurnal dan riset ilmuwan Amerika ini mengisyaratkan pesan, rajin mengonsumsi makanan mengandung cengkeh dapat melindungi manusia ancaman stroke dan serangan jantung.

Debat Impotensi

 
Cengkeh juga dipercaya dapat mengatasi masalah lemah syahwat atau impotensi. Benarkah? Dalam hal mengobati impotensi, khasiat cengkeh masih diperdebatkan. Para pakar herbal mayakini cengkeh mampu mengatasi problem khas pria itu lantaran cengkeh dapat melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh, termasuk aliran darah menuju penis.

Toh alasan ini dapat diterima karena penyebab terbesar impotensi adalah terganggunya sirkulasi darah di organ vital pira. Masalahnya, sejauh ini masih belum banyak ilmuwan yang melakukan uji klinis terhadap penggunaan cengkeh dalam mengobati impotensi. Khasiat cengkeh mengatasi impotensi bukan tidak diakui, tetapi belum terbukti secara ilmiah.

Terlepas dari kebenaran khasiatnya mengatasi impotensi, yang jelas peran cengkeh untuk kesehatan tidak terbantahkan. Cengkeh juga berkhasiat sebagai antibakteri alami. Melalui serangkaian penelitian di laboratorium, Dalijit Arora, seorang ahli mikrobilogi dari India membuktikan cengkeh dapat membunuh hampir semua bakteri penyebab penyakit yang ditelitinya, termasuk bakteri-bakteri 'bandel' yang sudah kebal dengan racun obat-obat antibiotika. Berdasarkan penelitian ini dapat dimengerti mengapa para herbalist menempatkan cengkeh sebagai tumbuhan pengobat radang. Sebab radang bisa dipicu oleh infeksi bakteri.


Analgesik Lokal

Selain berkhasiat menghilangkan batuk dan rasa tak nyaman di perut, ternyata cengkeh juga berfungsi sebagai obat bius. Kandungan kimiawinya memungkinkan cengkeh menjadi obat anestesi lokal. Karenanya dalam dunia farmasi serbuk dauncengkeh sering digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit. Salah satu khasiat cengkeh yang terkenal adalah menghilangkan nyeri dan ngilu akibat sakit gigi.

Uraian di atas baru mengungkapkan sebagian dari keunggulan cengkeh. Tanaman ini masih menyisakan segudang manfaat yang belum terungkao secara klinis. Jika orang Barat yang tak punya ladang cengkeh mau memetik khasiatnya, mengapa kita tidak. Jadi, mari manfaatkan khasiat cengkeh untuk kesehatan diri dan keluarga.

Aneka khasiat cengkeh

Cengkeh dapat mengobati bermacam keluhan kesehatan
Diantaranya:
  • Sakit kepala
  • Sakit perut, mual, muntah, masuk angin dan perut kembung
  • Terlambat haid dan rasa sakit sewaktu haid.
  • Keputihan
  • Radang lambung (gastritis)
  • Cegukan (hiccups)
  • Asam urat tinggi
  • Sakit gigi dan bau mulut yang tak sedap
  • Sinusitis, rematik, dan campak
  • Batuk, suara serak, dan TBC
  • Meningkatkan nafsu makan
  • Lemah syagwat

Beberapa resep obat cengkeh yang dapat diramu di rumah

Masuk angin
Ambil 10 butir cengkeh, seduh dengan air panas, lalu minum sebagai teh.

Mual, Muntah
Ambil 10 butir cengkeh, 20 gram asam jawa, dan gula aren secukupnya. Rebus bahan dengan 400 cc air sampai bersisa 200 cc. Saring air rebusan. Minum selagi hangat 2 kali sehari, masing-masing 100 cc.

Sakit kepala
Sediakan 5 butir cengkeh, 5 gram kayu manis, 5 gram biji pala, dan 5 butir merica. Haluskan hingga menjadi bubuk. Seduh dengan 100 cc air panas, kemudian minum.

Sakit perut haid
Sediakan 5 butir cengkeh, 7 butir ketumbar, 10 gram kunyit, dan 5 gram biji pala. Setelah dicuci, rebus bahan dengan 400 cc air hangat tersisa 200 cc. Saring, lalu minum air rebusan selagi hangat.

Rematik dan Asam urat tinggi
Sediakan 5 butir cengkeh, 200 gram ubi jalar merah, 5 butir kapulaga, 5 gram biji pala, 1 gram kayu manis, 15 gram jahe merah, dan 10 butir merica. Rebus bahan dengan 1.500 cc air hingga tersisa 500 cc. Minum air rebusan dan ubi jalarnya dimakan.

Sinusitis
Ambil cengkeh secukupnya. Keringkan, lalu giling sampai jadi bubuk. Tiupkan ke hidung dengan menggunakan sedotan dengan takaran secukupnya.

Sakit gigi
Sangrai 10 butir cengkeh sampai hangus. Giling sampai halus, masukkan kelubang gigi secukupnya, lalu tutup dengan kapas. Lakukan 2 kali sehari. Cara lain: sumbat gigi yang berlubang dengan kapas yang telah ditetesi minyak cengkeh.

Gigi rusak
Ambil 20 helai daun cengkeh yang belum tua, rebus dengan 600 cc air. Setelah air rebusan dingin, gunakan untuk berkumur-kumur berulang kali. Jemur daun sirih tadi lalu kunyah.

Bau mulut tak sedap
Sediakan 10 butir cengkeh. Setelah dicuci, seduh dengan 200 cc air panas. Diamkan selama 5 menit. Saring airnya dan gunakan untuk berkumur-kumur. Lakukan setiap hari secara rutin.

Sumber : CBN 

Selasa, 20 September 2011

Tentang kita

Duduk menekuk lutut, aku menatap hamparan langit malam yang bertabur bintang. Dingin angin malam yang mulai menusuk hingga ke tulang sumsumku, memaksaku merapatkan jaket yang kukenakan. Berpendar mataku menjelajah lautan gugusan bintang di langit. Mencoba mencari satu rasi yang selalu mampu membuatku tersenyum saat melihatnya. Orion. Tapi malam ini, sepertinya tak berpihak padaku. Hingga mataku lelah, tak juga kunjung kutemukan rasi itu.

Kecewa.

Aku mendesah. Kupejamkan mataku sesaat. Menikmati sunyi yang kusuka. Begitu tenang. Begitu damai. Namun, dering handphone di pangkuanku memaksaku untuk kembali membuka mata.

One message received. 

Kanaya.


"Hallo, Jtintah. :D" 

Aku tersenyum membaca pesan singkatnya. Tanganku pun segera menari di atas keypad handphone-ku. Kubalas pesan singkat itu dengan senyum masih melekat di bibirku.


 "Hallo, Key. :) Sedang apa?"

Kutekan tombol sent. Selesai membalas, kembali kutengadahkan pandanganku ke langit. Tiba-tiba saja aku teringat padanya.

Dia.

Saat mengingatnya seperti ini, selalu membuatku menjadi galau.  Aku merindukannya. Merindukan saat-saat aku masih dekat dengannya. Saat kami melewati malam bersama, hingga pagi menjelang.

Kulirik handphone-ku sekilas. Belum ada balasan dari Kanaya. Iseng. Kubuka daftar phonebook-ku. Kubaca satu persatu dari atas sampai ke bawah. Melintas banyak kenangan yang aku lewati bersama orang-orang tersebut.

Tanganku berhenti menyentuh trackpad, saat tombol bergulir tepat pada namanya. Ahh. Hanya membaca namanya saja membuat hatiku berdenyut nyeri.


Entah mengapa. Terbersit keinginan untukk mengiriminya sebuah pesan. Meski ragu, kuketikan sebuah pesan singkat untuknya.

"Hallo. Selamat malam... Bagaimana kabarmu?"

Kutatap tulisan yang tertera di layar, sebelum akhirnya kuhapus. Terlalu formal.

"Hai, masih ingat aku?"

 Ck! Apa ini? Sebuah pertanyaan yang konyol.

"Sedang apa?"

Kembali kuketik sebuah pesan yang lagi-lagi akhirnya kuhapus. Terlalu to the point.

"Hallo... Apa kabar? Lama tidak ngobrol. :) "

Aku tersenyum. Sepertinya boleh juga. Tapi... apa dia akan membalas pesanku? Bagaiman kalau dia mengabaikannya seperti yang sudah-sudah? Pikiran itu membuat senyumku langsung lenyap seketika. Akhirnya, pesan itu pun bernasib sama dengan yang lainnya. Ter-delete.

Kuhembuskan napas panjang. Selalu seperti ini. Aku tak pernah punya cukup keberanian untuk memulai. Aku terlalu takut. Takut akan kecewa.


Tuhan... Kenapa semua jadi terasa begitu rumit? Sedangkan dulu, semua terasa begitu mudah dan menyenangkan. Semua mengalir apa adanya. Tak seperti sekarang...

Handphone di tanganku berdering lagi.

1 message received. Balasan dari Kanaya.

 "Aku sedang melakukan hal yang sama dengan yang kau lakukan sekarang."


Aku mengernyitkan dahi membaca pesan itu. Yang sedang kulakukan sekarang? Melihat bintang maksdunya? Masa' iya dia tahu apa yang sedang kulakukan?

"Maksdumu?"

 Kukirim sebuah balasan singkat yang mempertanyakan kejelasan maksudnya. Tak berapa lama, balasan darinya masuk.


"Melihat bintang, Dear."

Aku terdiam. Membaca pesan itu justru semakin mengingatkan aku padanya. Hh~ dulu... seperti inilah aku dan dia. Tak pernah melewatkan waktu tanpa bertukar kabar. Mengobrol ringan di SMS, meski hanya untuk sekedar membahas hal-hal yang tidak penting. Sekaranng... Jangankan mengobrol. Sapaanku pun diacuhkannya. Hanya dianggap sebagai angin lalu. Sedih rasanya.


Ugh... Nyeri itu kembali datang. Nyeri itu kembali terasa menusuk. Aku benci ini. Kubenamkann kepalaku di antara kedua lututku. Mencoba menetralkan debar tak menyenangkan yang mengajak jantungku menari.

Aku mengenalmu dengan cara yang sederhana. Kita mulai dekat juga dengan cara yang sederhana. Mencoba saling memahami juga dengan cara yang sederhana. Tapi, seperti apakah kita yang sekarang? Bagaimana caranya agar aku bisa memahamimu lagi mulai sekarang?  Kenapa kini kau begitu susah dimengerti?

 Aku rindu tawamu. Aku rindu pelukanmu. Aku juga rindu suaramu. Aku sungguh merindukan semua yang ada pada dirimu. Tidakkah kau juga merindukan aku? Merindukan kebersamaan kita?

 Kau semakin jauh. Jauh. Dan semakin menjauh dariku. Tak ada lagi tawa dan tangis yang kita bagi bersama. Tak ada lagi cerita. Seolah kisah kita telah usai. Bahkan tanpa kata perpisahan. Berakhir begitu saja.

 Aku sadar, kau pasti lelah terus-menerus mengalah padaku. Lelah mengerti sifat manja dan kekanakanku. Belum lagi, mendengar keluhan-keluhanku yang tak ada habisnya, pasti membuatmu muak.

Tanpa aku, hidupmu mungkin jauh lebih tenang. Aku tersenyum miris. Sesak rasanya dada ini. Panas mata ini menahan genangan air mata siap meluncur turun. Huft... Ya. Aku memang cengeng. Dan dia tahu itu. Dia yang dulu selalu ada untukku.

Dering handphone di tanganku, melemparku kembali ke alam sadar. SMS dari Kanaya.

"Hey! Tidur ya?"

 Ahh, aku sampai lupa membalas pesannya.

 "Maaf..."

 Tertunduk aku menghela napas. Cukup. Aku tidak boleh seperti ini terus.


"Ck! Dasar. Buruan masuk. Di luar dingin. Nanti kau bisa sakit."

 Aku tersenyum. Ya. Aku tidak sendiri. Ada Kanaya sekarang di sampingku. Bukannya aku bermaksud menggantikan posisinya dengan Kanaya. Tidak. Dia dan Kanaya. Mereka sama-sama penting untukku. Mereka punya tempat tersendiri di hatiku.

"Iya. Aku sayang kamu. *hug* "


Sebuah balasan kukirimkan sebelum aku beranjak masuk. Ya. Aku sayang Kanaya. Aku juga sayang dia. Mereka, adalah dua sahabat terbaik yang pernah kumiliki. Mungkin, yang satu telah melepaskan genggamannya dariku, dan memilih pergi. Tapi aku tidak akan membiarkan Kanaya pergi. Akan selalu kugenggam erat tangannya. Meski begitu... Kata 'sahabatku' tak akan pernah lepas dari mereka.

Sabtu, 10 September 2011

10 Konsep Rumah Pohon Yang Keren

Adakah dari kalian yang pernah bermimpi mempunyai rumah pohon? Saya salah satunya. Dari kecil, saya sering bermimpi memiliki sebuah rumah pohon mungil yang nyaman, tapi sayang di halaman rumah saya tidak ada pohon yang bisa dijadikan rumah pohon. Terpaksa saya mengubur dalam-dalam impian saya tersebut. 

Beberapa struktur yang dibangun di atas pohon atau hung dari pohon, tetapi beberapa pohon biasa desain bangunan rumah bahkan berkembang dari pohon atau kanan dibangun menjadi pohon. Beberapa orang tinggal di pohon-pohon sebagai mewah, sebagian untuk membantu menyelamatkan lingkungan hidup dan lain-lain dari tradisi atau kebutuhan. 

Berikut adalah sepuluh desain rumah pohon luar biasa yang berkisar dari fungsional ke khayali, berkelanjutan dan terjangkau untuk asing ke luar biasa mahal.

1. Baumraum Treehouses:
http://www.inhabitat.com/wp-content/uploads/baum1.jpg
http://www.inhabitat.com/images/baumraumnight.jpg
Baumraum treehouses blends palen klasik yang sederhana struktur kayu di pohon dengan sudut modernist, membersihkan saluran dan elemen desain lainnya. Paduan ini dengan baik dan berdiri keluar dari daerah sekitar mereka alami dan disesuaikan untuk keinginan klien sebelum dipasang. Yang kedua adalah kelompok Baumraum eksperimental dan berpengalaman, ingin keahlian dalam pohon jenis, kemampuan dan dampak lingkungan.

2. Free Spirit Spheres:
http://www.essential-architecture.com/MISC/10.%20Free%20Spirit%20Spheres.jpg
http://www.ubergizmo.com/photos/2006/6/free-spirit-sphere.jpg
Mobile, tahan lama dan entah bagaimana bertingkah Free Spirit Spheres dapat hung dari apapun dari pohon dan bangunan batu ke muka. Anyaman dan tali jangkar metaphorically literal dan ini spheres ke lokasi-lokasi mereka. Jangkar hanya empat poin diperlukan untuk melaksanakan seluruh berat yang spheres. Setiap sphere adalah air dan dampak-tahan, terdiri dari internal yg berlapis-lapis dan bingkai kayu jelas fiberglass eksterior.

3. The 4Treehouse:
http://blog.josephtreeservice.com/wp-content/uploads/2008/08/maintreehouse1.jpg
http://inhabitat.com/wp-content/uploads/maintreehouse2.jpg
The 4Treehouse oleh Lukasz Kos floats seperti "Jepang lentera jangkungan" dan terletak menampung empat pohon yang ada di situs. Sebagai yang terbaik dengan desain rumah pohon, proyek ini berhasil bekerja di sekitar situs kondisi alam yang ada. Tiga-cerita rumah sendiri rents ditangguhkan dari keempat utama situs pohon.

4. The TreeHouse Workshop:

http://www.apartmenttherapy.com/uimages/sf/4-29-09-treehouse-2.jpg
Lokakarya yang TreeHouse Seattle adalah sebuah perusahaan yang berbasis mengambil seni membangun rumah pohon sangat serius. Mereka membangun rata-rata satu pohon rumah per bulan dan upah sangat mampu dan tukang bangunan untuk membangun proyek-proyek mereka. Selesai mereka bekerja berbeda dalam kemewahan tetapi beberapa bahkan termasuk (counterintuitive!) Dilengkapi.

5. The 02 Sustainability:
http://www.instablogsimages.com/images/2008/12/24/o2-sustainability-treehouse-by-dustin-feider_ndgzU_17621.jpg

http://s3.amazonaws.com/materialicious/images/treehouses-by-o2-sustainability-m.jpg
02 Pohon yang Keberlanjutan Rumah defies banyak konvensi satu asosiasi yang khas dengan rumah pohon. Paradigma dari persegi-pondok kayu seperti struktur digantikan dengan cahaya dan ruang kubah geodesic struktur yang memerlukan sangat sedikit (dan ramah lingkungan) dan bahan minimal telah berdampak pada pohon di mana ia ditempatkan (gantung dari kabel daripada bolted ke pohon). Perangkat ini dirancang untuk perumahan, meditasi dan fungsi rapat.

6. the tree dwellers:

Tentu saja, tidak semua rumah pohon yang avante garde contoh desain dan keberlanjutan - beberapa orang dalam hidup jauh lebih tradisional seperti pohon rumah pohon dwellers terlihat pada foto di atas. Di jungles of Brazza River Basin di Indonesia Provinsi Papua yang memiliki suku setempat perlahan dibangun mengarah ke atas pohon-pohon untuk melepaskan diri hama dan satu sama lain. Mereka Residences dizzying sekarang mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki.

7. Vietnamese tree house:

http://www.angelstarcreations.com/special/buildings_files/tree.jpg
Vietnam pohon ini amazing struktur rumah adalah sebuah "rumah pohon" di slebor sepenuhnya ungkapan rasa dan menarik wisatawan dan tamu dari seluruh dunia. Tentu saja tidak hanya orang bisa mendapatkan izin untuk membangun rumah seperti ini: ia akan membantu anak perempuan dari mantan presiden di negeri ini. Wisatawan bahkan bisa tinggal di kamar semalam.

8. styx valley protest structure tasmania:
http://www.we-make-money-not-art.com/yyy/styzx.jpg

Ada satu hal ke rantai diri ke sebuah pohon untuk menyimpannya, tetapi cukup untuk hidup yang lain dalam satu! Untuk menyimpan 400 + tahun pohon, sekelompok aktivis telah melakukan hal yang sama pada awangan ditangguhkan platform yang saat ini merupakan tallest "rumah pohon" di dunia (atas gambar di atas). Pandai satu perancang telah mengembangkan serangkaian konsep strategi yang ditampilkan dalam gambar di atas untuk mengambil pendekatan ini ke tingkat berikutnya. Dengan hanya 13% dari tahun ini pertumbuhan pohon-kiri, ini baru akan struktur link dari pohon ke pohon menyediakan habitat tetapi juga melindungi lingkungan.

9. The Ultimate Tree House:
http://www.coolbusinessideas.com/images/photo_blog_fabaxo1.jpg
http://i.n.com.com/i/ne/p/2007/joachim_tree_house_550x431.jpg
Bagaimana jika bukan membangun rumah pohon, Anda dapat tumbuh sendiri? Kombinasi antara bangunan dan sistem lain dapat digunakan untuk mengarahkan pertumbuhan ini sangat menarik dan kreatif konsep rumah pohon selama periode tahun. Vines, akar pohon dan arsitektur organik menjadi bahan-bahan untuk membuat kerangka kerja yang fleksibel untuk curious ciptaan. Windows akan fleksibel yang terbuat dari soy membranes yang akan beralih sebagai bangunan tumbuh.

10. The Syberite tree house:
http://www.streeteditors.com/wp-content/uploads/2007/03/sybarite.gif
http://www.inhabitat.com/images/sybarite2.jpg
Syberite rumah pohon proyek blends desain modular dengan rendah dampak hidup. Layouts diizinkan untuk memenuhi ke lanskap alam sekitar mereka untuk mengambil keuntungan maksimum dari pandangan dan cahaya alami tanpa di lingkungan setempat. Tujuh dasar mendukung dirancang untuk meminimalkan dampak pada akar sistem dan permukaan tanah. Hujan koleksi, panel matahari, angin dan koleksi lainnya juga pembangunan sistem terpadu membuat rumah kebanyakan energi independen.

sumber: http://strano66.blogspot.com/2010/09/10-konsep-rumah-pohon-yang-mengagumkan.html

Sabtu, 23 Juli 2011

Sebuah Kisah, a naruto fanfic - FanFiction.Net

A NaruSasu Fanfiction

Rated: T

Genre: Romance/Angst
Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto

Warning: Shou-ai, AU, Maybe OOC, Typo(s), Second pov of Naruto, etc.

Don't Like, Don't Read!

~ Sebuah Kisah ~




Pagi datang mengganti malam. Sang mentari mengintip di balik awan kelabu. Mendung. Suram. Itulah suasana yang tergambar jelas di pagi hari itu. Kau melangkah dengan tenang menuju bangunan di hadapanmu. Kau tatap papan nama tua yang terlihat usang itu. Uchiha’s mansion. Tulisan kanji yang terukir di atas kayu mahoni itu masih tampak terlihat jelas.

Perlahan kau buka gerbang besar itu. Bunyi pintu yang berderit panjang menyambutmu. Kau langkahkan kakimu memasuki bangunan tua yang masih tampak kokoh dan megah itu. Rumput-rumput di halaman tampak tidak beraturan, tumbuh tinggi tanpa perawatan. Kolam di sudut taman pun tampak berlumut dan keruh airnya.

Kau terus melangkah melewati halaman yang luas itu. Sampai di depan pintu utama kau berhenti. Untuk sesaat kau pejamkan matamu. Kau hela napas panjang sebelum membuka pintu itu. Ruangan luas nan kosong terpampang di hadapanmu. Beberapa perabotan di rumah itu memang telah berpindah tempat.

Sejak peristiwa itu, rumah ini memang sengaja dibiarkan kosong. Ditinggalkan. Kenangan itu terlalu mengerikan dan menyakitkan, membuat tak seorangpun mau tinggal di sana. Kau langkahkan kakimu menaiki tangga, menuju ke tempat tujuan utamamu datang ke rumah itu.

Di lantai dua, tampak terlihat lorong-lorong panjang nan gelap. Jendela-jendela yang tertutup rapat oleh gorden-gorden berdebu menghalangi masuknya sinar matahari. Detak langkah kakimu terdengar jelas saat kau berjalan. Menggema memenuhi indra pendengaranmu.

Di depan sebuah pintu kamar di ujung lorong kau berhenti. Kau tatap nanar pintu yang tertutup rapat di hadapanmu itu. Berkecamuk berbagai bayangan dalam benakmu.

Ragu. Kau buka perlahan pintu itu. Menampakan pemandangan yang langsung membuat dadamu sesak. Potongan-potongan peristiwa itu bermunculan. Seolah-olah baru terjadi kemarin. Masih segar dalam ingatanmu, saat kau pertama kali mengajaknya kemari.

"Hn. Lumayan," katanya datar.

"Lumayan? Tidak adakah kata lain, 'Suke? Aku sudah bersusah payah mendapatkan rumah ini, tahu!" dengusmu.

"Aku tidak heran. Tidak sulit untuk seorang Namikaze sepertimu untuk mendapatkan rumah ini, bukan?"


Tanggapan yang dingin. Tapi kau tahu dia pasti sangat berterimakasih padamu. Bagaimanapun juga, rumah itu adalah rumah warisan keluarganya yang menyimpan banyak kenangan.

Kau melangkah mendekati ranjang berdebu di tengah ruangan. Noda merah yang mulai menghitam menghiasi separuh sprei, dan sebagian karpet di lantai.

Kejadian malam itu, semua masih terekam jelas dalam ingatanmu. Kejadian yang menghancurkan seluruh hidupmu.

Malam yang dingin, dengan hujan lebat dan petir yang menemani. Kau sengaja pulang cepat dari kantormu karena ingin memberikan kejutan padanya. Sebuah kotak mungil berlapis kain beludru merah kau masukkan dalam kantung jasmu. Secepat kau bisa, kau memacu mobil aston martin-mu membelah jalanan.

Perlahan kau bawa mobilmu memasuki halaman. Langsung menuju ke dalam garasi. Sebuah senyuman tersungging saat kau melihat mobilnya sudah terparkir di sana.

Dengan langkah pasti kau berjalan memasuki rumah. Kau sempat merasa heran saat mendapati ekspresi terkejut dari beberapa pelayan yang kau temui. Tampak sekali raut ketakutan yang tergambar di wajah mereka. Aneh.

Kau terus berjalan melangkah menuju ke lantai atas. Menuju ke kamar kalian. Tidak sabar rasanya kau ingin segera melihat reaksinya.

Mendekati kamar, kau percepat langkahmu. Dengan senyum terkembang kau membuka pintu kamar, tapi pemandangan di dalam membuat senyummu lenyap seketika.

Terdiam, kau duduk di ranjang berdebu itu. Di sana, semua peristiwa itu terjadi. Pengkhianatan. Sesuatu yang tak pernah kau bayangkan akan terjadi. Dia. Orang yang kau cinta dengan segenap hatimu. Orang yang kau jaga dan kau lindungi dengan taruhan nyawamu. Uchiha Sasuke. Dia berkhianat. Di ranjang itu, ranjang kalian.

“Sasuke!” teriakanmu bagai membelah malam. Membuat dua sosok yang tengah larut dalam dunia mereka, tersentak kaget dan menoleh bersamaan ke arahmu.

“Na-naruto!” tercekat suara yang keluar dari mulutnya. Tak percaya, melihatmu yang berdiri di ambang pintu.

“Kau!” seluruh kosa katamu seakan hilang tertelan.

Kau pejamkan matamu. Hela napasmu terasa berat saat kau berusaha menetralkan degub jantungmu. Terkepal erat tanganmu. Mencoba mengusir amarah yang masih terasa ketika kau mengingat semua itu.

Hyuuga Neji. Sahabat sekaligus rekan bisnismu. Tak dapat kau percaya, dia berselingkuh dengannya. Berdua. Mereka membuat sandiwara yang apik untuk menipumu. Mempermainkan dan menusukmu dari belakang.

Kenapa?” hanya pertanyaan itu yang bisa terucap dari bibirmu. Lidahmu terasa kelu.

Tawa satir terdengar di indera pendengaranmu. Tawa yang membuatmu bergidik. Tawa Sasuke.

“Kenapa? Kau sungguh-sungguh ingin tahu?” Dia tersenyum sinis. “Akan kuberitahu!”


Saat itu, kau hanya bisa terdiam mendengar alasan yang dikatakan Sasuke. Alasan yang sungguh tak pernah kau bayangkan. Gelap mata. Dalam hitungan detik. Kau membuatnya terkapar bersimbah darah di ranjang. Tanpa memberikan kesempatan berkedip, kau pun membuat selingkuhannya menyusulnya meregang nyawa. Pistol yang selalu kau bawa, menjadi saksi bisu akhir dari sebuah pengkhianatan.  

“Naruto…” erangan lirihnya terdengar berpacu dengan deru napas yang terputus-putus.

Perlahan kau hampiri sosoknya yang lemas tak berdaya.

“Mintalah maaf padaku,” katamu.

“Tidak! Aku tidak akan meminta maaf padamu. Tidak akan,” bisiknya dengan napas tersengal. “Aku tidak menyesali ini. Aku mencintaimu, tapi aku puas bisa membalasmu.”

Kau terhenyak. Membalasmu? Apa maksudnya?

“Kau bingung, huh? Kemarilah. Peluk aku…”

Kau rengkuh tubuh tak berdaya itu. Membiarkannya memelukmu.

Ya. Masih kau ingat dengan jelas saat-saat itu. Saat dia mengatakan sesuatu yang membuatmu menyesal dan untuk pertama kalinya dalam hidupmu, kau menangis.

“Kau… aku tahu, kaulah yang telah membunuh ayah dan kakakku.”

Tercekat. Namun kau diam tak bereaksi.

“Aku telah berjanji di depan makam mereka. Aku akan membalaskan dendam. Dengan tujuan itu… aku mendekatimu. Tapi… dua tahun bersamamu. Tujuan itu berubah,” katanya diiringi tawa lemah. “Kau. Pria brengsek. Bisa-bisanya kau membuatku lupa akan dendamku.”

Mendengar itu, kau eratkan pelukanmu.

“Aku… tak sanggup membunuhmu. Tidak. Jadi aku lakukan ini. Aku tahu ini pasti akan terjadi.”

Bergetar tubuhmu saat mendengar itu. Dia tahu. Tapi tetap dia lakukan?

“Ini… adalah cara terbaik untuk menyakitimu. Lebih dari pada membunuh fisikmu. Aku ingin menghancurkan hidupmu. Aku.”



Kau tersenyum. Ya. Dia benar. Dia memang hidupmu. Saat itu juga, dia berhasil membalakan dendamnya. Kematiannya adalah akhir dari hidupmu. Pengkhiatan dan kematiannya, adalah kehancuranmu.

“Cium aku…” pintanya lemah.

Kau ikuti permintaannya. Kau cium dia dalam panggutan dan kuluman yang dalam untuk terakhir kalinya. Perlahan bibir itu membeku. Dalam dekapmu, sosok itu terkulai bersamaan dengan air matamu yang mengalir dalam diam. Semua telah berakhir untuknya, tapi belum untukmu…

Setelah kejadian itu. Kau adakan upacara pemakaman pribadi untuknya. Penghormatan terakhirmu, sebelum menebus semua kesalahanmu. Usai prosesi pemakaman. Kau menyerahkan diri pada pihak berwajib. Salah satu cara yang kau pilih untuk melunasi hutangmu padanya. Tidak. Kau tahu itu belum cukup. Tapi mati saat itu juga, bukanlah jalan terbaik. Terlalu mudah untukmu. Kau ingin menebus kesalahanmu, dengan melewati hari-harimu di balik ruangan pengap itu. Mengenang, sekaligus menghukum diri.

Vonis delapan tahun dijatuhkan padamu. Hari-hari yang kau lalui, hanya untuk menunggu saat ini tiba. Ya, saat ini. Hari ini, adalah hari kebebasanmu. Begitu menghirup udara kebebasan. Kau mengunjunginya. Dan sekarang, kau di sini, di rumah ini. Kau ingin membayar lunas hutangmu. Hutang yang sudah terlalu lama kau simpan.

“Sudah tiba waktunya, ‘Suke. Tunggu aku,” lirihmu sambil mengeluarkan kotak mungil berlapis kain beludru merah dari saku celanamu. Delapan tahun yang lalu, kotak itu seharusnya jadi kado terindah untuknya. Tapi impian indah melamarnya di hari ulang tahunnya, justru berakhir petaka. Kau genggam erat kotak tersebut. Kau buka perlahan kotak itu. Menampakkan sepasang cincin perak kembar, yang kau pesan khusus untuk hari istimewa itu.

Kau ambil dua buah cincin itu. Kau kenakan satu di jari manis tangan kananmu. Satu lagi di jari tengah. Bersanding dua cincin itu jarimu. Kau kecup lembut kedua cincin itu dengan senyum sendu tersungging di bibirmu. Perlahan kau bangkit dan berjalan meninggalkan rumah itu. Ada satu tempat yang harus kau kunjungi. Tempat terakhir, yang akan kau datangi.

Rinai hujan turun membasahi tanah pemakaman. Kau diam terpaku di depan sebuah nisan pualam. Datar. Tanpa ekspresi. Kau biarkan sang hujan membasahi tubuhmu. Dalam keheningan kau membungkuk dan duduk. Perlahan tangan pucatmu mengusap permukaan nisan itu. Tampak seulas senyuman terbentuk di sudut bibirmu.

"Let's over the game!" bisikmu bersamaan dengan suara petir yang menggelegar. Warna merah mengalir di atas makam, bercampur dengan rinai hujan yang makin deras membasahi bumi. Manik birumu meredup, seiring melemahnya denyut jantungmu. Namun sennyum di bibirmu tak sedikit pun memudar. Masih tersungging. Menghiasi wajahmu mulai memucat. Hingga akhirnya, tak ada lagi denyut. Tak ada lagi detak. Hanya ada tubuh kaku yang terbaring memeluk nisan pualam. Berakhir sudah kisahmu dengannya. Sebuah kisah klasik yang mungkin akan terlupakan.

END

Arrgghh! Apa ini? #headesk
Sebuah fic yang lama terlantar di note FB. Dari pada nganggur, akhirnya nekad saya publish.
Gaje? Sangat. ==”
Bersedia untuk RnR? Arigatou. ^^

Sabtu, 02 Juli 2011

10 Air Mancur Terindah

1. Fountains of Bellagio (Las Vegas): Pertunjukan Koreografi Air

 
Fountains of Bellagio Hotel di Las Vegas (AS) adalah sebuah kolam air mancur besar dengan pertunjukan yang melibatkan cahaya dan musik. Pertunjukan ini dapat dilihat dari sejumlah titik tertentu di the Strip, dari jalan dan dari bangunan tetangganya. Pertunjukan air tersebut dilaksanakan setiap 30 menit di sore dan awal malam hari, dan setiap 15 menit mulai 8 PM hingga dini hari. The Fountains dibangun di atas danau buatan seluas sembilan ekar. Gerakan air diatur mengikuti berbagai musik; contohnya meliputi “Fly Me To The Moon” (Frank Sinatra), “Time to Say Goodbye” (Sarah Brightman dan Andrea Bocelli) dan “My Heart Will Go On” (Celine Dion).

Menurut mitos urban danau ini diisi dengan air kotor dari hotel, padahal menggunakan air segar, yang dibor beberapa dekade sebelumnya untuk mengairi lapangan golf yang sebelumnya menempati tanah itu. Faktanya, air mancur ini menggunakan lebih sedikit air daripada lapangan golf. Mereka menggunakan jaringan pipa bawah tanah dengan lebih dari 1.200 selang yang menjadikannya mungkin untuk melakukan pertunjukan air mancur bersama dengan 4.500 lampu. Diperkirakan bahwa danau air mancur ini memakan US$50 juta dalam pembuatannya.

2. Fountain of Wealth (Singapura): Air Mancur Terbesar di Dunia 


Fountain of Wealth terletak di bawah tanah di dalam mal perbelanjaan terbesar Suntec City di Singapura dan terkenal karena merupakan air mancur terbesar di dunia. Simbol kekayaan dan kehidupan, desainnya didasarkan pada mandala Hindu, dan merupakan representasi simbolis kesatuan rohani, persatuan dan harmoni diantara empat ras di Singapura. Terbuat dari perunggu, dan terdiri dari sebuah lingkaran dengan panjang 66 meter yang dibantu oleh empat tiang besar. Menempati luas 1683 meter (5521 ft), dengan tinggi 13.8m (45.2 ft). Air mancur ini mencapai tinggi 30 meter. 

3.Magic Fountain of Montjuic (Barcelona) 


Magic Fountain of Montjuic adalah permainan spektakuler warna, cahaya, gerakan, musik dan akrobat air di Barcelona. Terletak di Placa d’Espanya dan National Palau, air mancur ajaib ini menarik ribuan turis setiap malam. Dibangun oleh perancang Carles Buigas tahun 1929 untuk Pameran Universal Besar, hampir 3000 pekerja dilibatkan dalam proyek ini selama kurang dari satu tahun.


4.Volcano Fountain (Abu Dhabi)  


Sedihnya, tahun 2004 Volcano Mountain – pernah menjadi markah tanah terkenal Abu Dhabi dan salah satu air mancur terindah di dunia – diruntuhkan untuk memberi ruang untuk pembangunan perumahan. Air mancur setinggi 80 kaki ini dibangun menyerupai piramida lingkaran,dengan anak tangga dari keempat sisi menaiki enam platform air mancur ke atas. Pada sore hari, air mancur ini berubah menjadi perunjukan dengan cahaya berwarna sementara air mengalir ke bawah.


5.Big Wild Goose Pagoda Fountains (Xian) 


Dibangun tahun 652 selama pemerintahan Kaisar Gaozong dari Dinasti Tang, Big Wild Goose Pagoda adalah sebuah bangunan kuno terlindungi dan tempat suci bagi penganut Buddha. Terletak di pinggiran selatan Xian City (Cina), tempat ini adalah rumah bagi air mancur musikal terbesar di Asia, dengan garis cahaya terpanjang di dunia.


6.People’s Friendship Fountain (Moskow) 

  

People’s Friendship Fountain (juga dikenal sebagai Friendship of Nations) di Moskow memiliki 16 patung yang memakai kostum nasional mereka, mewakili seluruh Republik Uni Soviet. Air mancur ini dilengkapi oleh kolam oktahedral granit merah dengan luas permukaan 4.000 meterp ersegi. Air mancur ini dijalankan oleh sebuah sistem delapan pompa yang dapat menembakkan 1.200 liter air dari 800 jet hingga mencapai tinggi 24 meter per detik.


7.Trevi Fountain (Roma)  


Berdiri setinggi 25.9 meter (85 feet) dan selebar 19.8 meter (65 feet), Trevi Fountain (Fontana di Trevi) memiliki salah satu pahatan terindah di Italia: Neptune atau Oceanus di tengah dan dua triton, satu berusaha menjinakkan kuda yang melambangkan laut kejam, dan satu lainnya meniup kerang yang melambangkan laut tenang. Dipesan tahun 1732 oleh Clemens XII dan tiga puluh tahun kemudian penggantinya Clemens XIII menyucikannya.
Trevi menjadi terkenal karena adegan dalam film “La Dolce Vita” buatan Fellini, ketika Anita Ekberg bermandi larut malam di air mancur ini. Juga ada legenda yang mengatakan, bila Anda melempar koin ke Trevi Fountain, Anda akan kembali ke Roma. 


8.Oval Fountain (Tivoli)  


Fontana dell’Ovato (Oval Fountain), juga disebut Fontana di Tivoli, terletak di Villa d’Este, Tivoli, Italia. Air mancur ini bermuara di kolam berbentuk telur kemudian masuk ke kolam yang dibuat di nymphaeum berkarat. Desainnya dibuat oleh Pirro Ligorio. Seluruh Villa ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO tahun 2001. 

9.Peterhof Fountain (Saint Petersburg) 


Peterhof adalah sebuah kediaman Kekaisaran yang mewah dan indah, didirikan tahun 1710 oleh Peter Agung di tepi Teluk Finlandia (Laut Baltik). Menggabungkan beberapa istana, sejumlah taman lanskap dan kumpulan patung dan air mancur, memberinya sebutan “Versailles-nya Rusia”. Grand Cascade mengalir dari bawah istana menuju Laut Baltik dan merupakan salah satu rangkaian air mancur terbesar di dunia. Dari air mancur terbesar Grand Cascade, dipenuhi patung emas Samson berkelahi dengan singa, sebuah kanal mengalir melalui taman ke dermaga, dimana hydrofoil dan kapal dari St. Petersburg berlabuh. 


10.King Fahd’s Fountain (Jeddah) 


Terletak di kota Jeddah, Saudi Arabia, King Fahd’s Fountain terkenal karena merupakan air mancur tertinggi di dunia, menembakkan air ke ketinggian 1023-ft (312m) – lebih tinggi dari Menara Eiffel bila antenanya ditiadakan. Menggunakan 3 pompa raksasa yang dapat menembakkan 625 liter air per detik pada kecepatan luar biasa 233 mph (375 km/h). Bila bepergian ke Jeddah, jangan lupa mengunjungi air mancur ini, luar biasa. 

sumber: http://kaskusnews.com/2010/01/21/air-mancur-terindah-di-dunia/

10 Fenomena Alam Yang Paling Menakjubkan

10. Ice Circles

 



 

Lingkaran es fenomena yang sangat jarang sekali terjadi di air yang bersuhu dingin. lingkaran-lingkaran es besar ini dapat ditemui di skandinavia dan Amerika utara.

9. Red Tides

 

Sebuah fenomena alam yang terjadi karena berkumpulnya mikroorganisme di pesisir tempat bergabungnya air dari muara, laut atau air sungai dan membuat air menjadi berwarna ungu dan merah.

8. Columnar Basalt

 

Formasi bebatuan yang terbentuk dikarenakan lava dari letusan gunung yang mendingin. Basalt yang terkenal di dunia terletak di Giant’s Causeway di Irlandia Utara.

7. Sun Dogs

 

Fenomena dimana matahari terlihat berjumlah 3 buah. 

6. Moeraki Boulders

 

Batu-batu berbentuk bulat yang berada di tepi pantai, terbentuk karena deburan ombak, yang terkenal berada di Pantai Koekohe.

5. Penitentes

 

Fenomena alam yang hanya terjadi di tempat antara Chili dan Argentina, yaitu salju di permukaan yang tinggi dan runcing karena tiupan angin yang kuat di pegunungan andes.

4. Light Pillars

 

Fenomena visual yang tercipta krn pantulan cahaya.

3. Catatumbo Lightning

 

Orang Venezuela menamakan petir misterius itu Relampago del Catatumbo atau petir Catatumbo. Lokasi terjadinya petir ini di mulut sungai Catatumbo di danau maracaribo, Venezuela.
Kilat ini menyambar hebat dengan tinggi 5 km. Terjadi 140 bahkan sampai 160 kali di malam hari dalam 1 tahun. Setiap malamnya terjadi sambaran selama 10 Jam. Tiap jam terjadi sebanyak 280 kali sambaran.
Jadi dalam setahun kurang lebih 448.000 kali sambaran. Petir ini terjadi karena tumbukkan angin kencang yang berasal dari Pegunungan Andes. Konon, petir ini adalah pembentuk lapisan ozon yang paling besar di bumi

2. Cave of the Crystals

 

Gua yang berisi crystal terletak di situs pertambangan di Chihuahua, Meksiko.

1. Pink and White Terraces

 

Keajaiban alam yang tinggal kenangan karena dihancurkan oleh letusan gunung berapi tarawera pada tahun 1886, Fenomena alam air hangat ini terbentuk dari semburan geyser yang melintas menuruni lereng bukit meninggalkan ketebalan es.
Kolam air hangat terbesar ini tercatat 3 hektar, sebelum kehancuranya fenomena ini masuk kedalam “The Eighth Wonder of the World”.
sumber: http://korananakindonesia.wordpress.com/2010/06/28/10-fenomena-alam-yang-sangat-luar-biasa/