Rabu, 12 April 2017

Tadaimaaaa!!!


Ah, setelah sekian lama saya hibernasi, akhirnya saya terbangun kembali. Kangen rasanya jari-jemari ini menari, menggoreskan untaian paragraf dalam blog yang sudah lama saya telantarkan ini.

Hal pertama yang ingin saya ceritakan panjang kali lebar kali ini adalah pengalaman holiday an saya bersama BFF saya bulan lalu. Tidak usah jauh-jauh, holiday an kami pergi menelusuri sejarah di Candi Prambanan. Sebuah bangunan bersejarah warisan leluhur nan megah dan eksotik. Walaupun pada awalnya, pergi ke Candi Prambanan merupakan sebuah acara dadakan gara-gara insiden Rambutan. Why i called that? Karena semua bermula dari sebuah rencana yang kami adakan dadakan tanpa survey tempat. Libur di tanggal merah itu kami berlima sedianya akan pergi berburu buah rambutan di perkebunan rambutan di daerah Boyolali. Yang mana biasanya di musim rambutan berbuah sangat lebat dan kami bisa makan buah rambutan sepuasnya hanya dengan biaya kurang dari 10ribu rupiah saja! Namun sayang setelah menempuh perjalanan yang lumayan, setibanya kami di kebun rambutan yang kami dapati hanyalah puluhan pohon rambutan yang sama sekali tidak berbuah!

Kecewa!

Sudah pasti! Kami cuma bisa menatap nanar pada jajaran pohon rambutan yang seolah menertawakan kami. Tak mau acara holiday an kami sia-sia, dengan rembugan kilat kami memutuskan untuk cusss ke Candi Prambanan saja.

Dan... meluncurlah kami beriringan menuju ke Prambanan melalui rute yang belum pernah kami lewati sebelumnya. Bingung? Iya. Takut nyasar? Jelas. Akhirnya dengan mengandalkan GPS dari smartphone saya, kami mencari rute terdekat agar bisa cepat sampai ke Prambanan.

Eng Ing Eng... seharusnyaaa... berbekal dengan GPS kami bisa tiba dengan selamat ke Prambanan, tapi apa yang terjadi pemirsa??? Kami justru terpisah di jalan! Panik, kami malah saling mencari hingga hasilnya ruwetwet, hahaha... akhirnya kami putuskan untuk mencari rute sendiri-sendiri dan bertemi di Prambanan.

Setengah perjalanan, saya dan seorang teman saya--yang khawatir dengan ketiga teman kami, memutuskan untuk menunggu mereka di pinggir jalan. Iya. Ping-gir ja-lan!  How patethic, yes? Hoho...

After a long time and gak ada kabar dari mereka, kami pun memutuskan untuk langsung ke Prambanan tanpa menunggu lagi. Dan jeng jengg... ternyata mereka sudah sampai lebih dulu dan menunggu di parkiran. Orz

Well, setelah melewati drama nan melelahkan akhirnya kita masuk ke dalam areal Candi. Hmmm... harga tiketnya naik boo!! 30ribu per kapita, eh, per kepala.

Baru juga masuk, langsung deh jiwa narsis kami keluar.

Yakkk!!! Thats right. Selfie! Pose. Cekrekk. Pose. Cekrekk. Totally LoL 😂😂😂

Hampir dua jam kami muter-muter, naik turun candi, selfie di sana, selfie di sini, sampai akhirnya kita mulai kelelahan dan yang pasti kelaparan. 😅😅

Mampirlah kami di depot makan di areal Candi--yang sumpah bikin kami nyesel setengah idup! Why? Yeah, karena seperti yang sudah bisa ditebak, selain harganya yang bikin kantong jebol, rasa dan penampakan makanan yang kami pesan jauuuuhhh dari ekspektasi kami. Realita yang menyedihkan. 😂😂😂

Mulai dari kuah soto yang super encer kaya' kobokan. Mie Ayam yang kaya' direndem air terus dikasih sawi layu. Nasi Pecel yang sayurnya basi. Iyuucchh~ nafsu makan langsung hilang menguap ke langit ketujuh.

Its okay, at least that will be pengalaman yang berharga, hahaha...

And in the end, this is our memories. 😎