Jumat, 30 September 2011

Too Late

"Tepung terigu, sudah. Maizena, sudah. Gula pasir, sudah. Telur, sudah," Temari tampak sibuk mendata daftar belanjaannya. "Sepertinya semua sudah lengkap."

Disiapkannya alat-alat yang diperlukannya. Semenit kemudian, ia sudah mulai sibuk membuat adonan. Ya. Ia memang sedang membuat kue. Kue tart tepatnya. Hari ini, adalah hari yang special. Karena hari ini adalah hari ulang tahun kekasihnya. Nara Shikamaru. Ia ingin membuat kue tart special khushus untuknya. Apalagi yang ia dengar dari Gaara, Shikamaru dan beberapa Shinobi dari Konoha yang mendapat tugas ke Tsuna akan tiba hari ini.

Sambil bernyanyi kecil, Temari mencampur semua adonan. Diambilnya mixer untuk mengaduk adonan cake supaya tercampur rata dan mendapat tekstur yang pas. Pelan-pelan ditambahkannya fermipan dan soda kue. Berkali-kali diubahnya kecepatan mixer, menyesuaikan dengan resep yang dianjurkan. Tapi saat ia sedang mengaduk, tiba-tiba saja mixer berhenti berputar.

"Eh? Kenapa ini?" Temari mengangkat mixer. Diperiksanya kabel listrik. Masih terpasang dengan baik dengan stop kontak. Tidak mungkin mati listrik 'kan?

"Mati listrik," Gaara tiba-tiba muncul di belakang Temari.

Temari mematung mendengar ucapan adik bungsunya tersebut. What? Jadi benar mati listrik?

"Aaargghh!" Temari mengacak-acak rambutnya.

Bagaimana nasib kue tart-nya kalau mati listrik begini? Tanpa mixer bagaimana ia bisa mengaduk adonan dengan benar? Lalu, bagaimana ia memanggangnya nanti tanpa oven? Gezz… haruskah semuanya ia lakukan secara manual? Temari menatap horror ke arah adonan di tangannya.

Kami-sama…

Gaara menatap Neesan-nya tanpa ekspresi. Melihat adiknya masih bediri di belakangnya, Temari berbalik.

"Kenapa masih di situ? Mau membantu?" tanya Temari.

"No, thanks. Aku cuma mau ambil minum. Neesan teruskan saja pekerjaan Neesan, tidak usah mempedulikan aku," kata Gaara ngeloyor ke kulkas. "Good luck, Neesan," Gaara menepuk pundak Temari sebelum kembali ke kamarnya.

Temari menatap kepergian Gaara sambil menggerutu, "Adik macam apa itu? Kakaknya sedang kesusahan bukannya membantu malah cuek."

Huft… tidak boleh mengeluh Temari. Harus semangat. Yosh—Ganbatte! Temari menyemangati diri sendiri. Perlahan ia mulai melanjutkan mengaduk adonan dengan pengaduk kayu. Ia berusaha mengaduk dengan kecepatan yang pas agar adonan mengembang dengan sempurna.

Selesai mengaduk, sekarang ia tampak ragu untuk mulai memanggang di atas kompor. Bagaimana kalau nanti kuenya hangus? Atau malah tidak mau mengembang dan menjadi bantet? Temari menggigit ujung kukunya. Harus dicoba dulu 'kan? Kalau tidak, bagaimana bisa jadi kuenya.
Dimasukannya adonan kue ke dalam loyang yang telah diolesi dengan mentega. Lalu memasukkannya ke dalam panci di atas kompor. Diaturnya besar api. Tidak boleh terlalu besar, tapi juga tidak boleh terlalu kecil.

"Uhm… dua puluh menit dengan suhu 180 derajat celcius dengan oven. Kalau dengan kompor, kira-kira berapa menit ya dengan api sedang?" Temari mengira-ngira timer memanggangnya.

Sesekali Temari memeriksa kue yang dipanggangnya. Ditusuk-tusuknya kue itu dengan garpu.

"Luarnya oke. Mengembang dengan bagus. Tapi dalamnya masih basah," Temari mencicip adonan kue yang menempel pada garpu. Tak mau kuenya gosong sementara dalamnya belum matang, Temari mengecilkan volume api. Lima menit kemudian, kue sudah matang sesuai yang diharapkannya. Kuning kecoklatan. Diangkatnya loyang dari panci.

"Yahh... sambil menunggu kuenya dingin, sebaiknya sekarang aku siapkan bahan toping dan cream pelapisnya," Temari mengambil gula dan mentega. Kemudian mengaduknya secara manual. Sesekali ia mengibaskan tangannya yang terasa pegal, ia juga tampak berkali-kali menghapus peluh di pelipisnya. Tak apa. Perjuangan ini 'kan untuk kekasihnya.

Selesai membuat cream pelapis, Temari pun mulai menghias kuenya. Dengan senyum terkembang dibibir, ia menuliskan kata-kata selamat ulang tahun untuk Shikamaru di atas kue. Setelah itu, ditambahkannya hiasan potongan-potongan buah strawberry di pinggiran kue. Puas dengan hasil kerjanya, Temari tersenyum lebar.

"Haah… akhirnya. Selesai juga kuenya," kata Temari senang. "Yakk! Sekarang, tinggal memasak menu makan malam."

Dari balik pintu menuju ruang makan, Gaara tersenyum simpul. Ternyata, tanpa setahu Temari, dari tadi ia terus berdiri bersandar di sana. Melihat dan memperhatikan Temari yang sibuk membuat kue.
"Ganbatte, Neesan!" lirih Gaara. "Kau beruntung rambut nanas. Awas kau berani mengecewakan, Neesan-ku."

Tak ingin mengganggu kerja Temari, Gaara berlalu pergi. Ada sesuatu yang harus dilakukannya.
Sementara itu, Temari terlihat kembali sibuk berkutat dengan kompor dan peralatan dapur lainnya.

_(^_^)_
"Tadaimaaa~," teriak Kankurou. Ia masuk ke dalam rumah diikuti Gaara di belakangnya.

"Okaeriii~," sambut Temari tersenyum. Di tangannya tergenggam piring dan kain lap.

"Neesan belum selesai masak?" selidik Gaara.

"Temari mengerutkan dahi, "Ohh… ini," kata Temari saat menyadari apa yang dipegangnya. "Hanya tinggal menata hidangan di meja."

"Wahh… Neesan masak banyak sekali," kata Kankurou. "Sayang… karena badai pasir yang tiba-tiba melanda, utusan dari Konoha tidak bisa datang tepat waktu. Jadi, kita tidak bisa mengundang mereka makan malam di sini."

"Apa kau bilang?" tanya Temari seraya memberikan death glare ke arah Kankurou.

"A-apa, Neesan?" Kankurou tergagap. Kaget tiba-tiba saja dapat pelototan dari Neesan-nya.

"Kau tadi bilang apa?" ulang Temari sambil berjalan mendekati Kankurou yang merepet ke tembok.

"B-badai pasir, maksud Neesan?" tanya Kankurou.

"Bukan!" seru Temari sambil mencengkeram baju Kankurou. "Kenapa dengan utusan dari Konoha?"

"Oh, itu. Karena badai pasir, utusan dari Konoha kemungkinan baru akan tiba di Tsuna dua hari lagi," jawab Kankurou.

Temari terdiam. Kankurou melirik Gaara yang dari tadi berdiri diam di sampingnya.

"Tidak…" Temari melepas tangannya. Ia pun terduduk lemas di hadapan Kankurou. "Ini tidak mungkin…" digigitnya keras-keras bibirnya, menahan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya.

Kankurou yang terkejut melangkah mundur, "Neesan?" tadinya ia berpikir, ia akan diteriaki atau dikipas oleh Temari ke Konoha, tapi… ditatapnya Gaara yang menunjuk ke arah meja makan dengan dagunya. Melihat kue tart di sana, Kankurou paham. Ia dan Gaara tahu, sejak beberapa hari yang lalu, Neesan-nya itu memang sudah sibuk mempersiapkan sebuah pesta kecil untuk merayakan ulang tahun Shikamaru. Sekarang, mendengar kalau utusan dari Konoha baru akan tiba dua hari lagi, Temari pasti kecewa sekali.

"Sudahlah, Neesan jangan sedih," Gaara melangkah menghampiri Temari, lalu duduk jongkok di hadapannya, "Dia pasti akan datang. Neesan tidak usah khawatir," dihapusnya air mata yang mulai menetes di pipi Neesan-nya.

Temari menatap adik bungsunya dengan pandangan sendu, "tapi Kankurou bilang…"

"Percaya padaku," kata Gaara tersenyum. "Sekarang Neesan siap-siap. Sebentar lagi dia pasti datang."

Temari melihat ke dalam mata Gaara. Ia tahu, Gaara tidak pernah berbohong padanya. Di setiap kata-katanya, selalu ada kilat kejujuran di sana. Temari mengangguk. Dibantu Gaara, ia bangkit. Dengan gelisah ia menuju ke kamarnya.

"Hei, Gaara. Bagaimana kau bisa seyakin itu? Bukannya, Kakashi sudah mengirmkan berita kalau mereka akan datang terlambat?" tanya Kankurou penasaran.

Gaara hanya diam, kemudian berlalu begitu saja tanpa mengacuhkan pertanyaan Kankurou.

"Hei, Gaara! Kau mau main rahasia-rahasiaan denganku ya?" kejar Konkurou.

_(^_^)_

Temari tampak gelisah. Berkali-kali dia mondar-mandir dari ruang keluarga ke ruang tamu. Sesekali diliriknya pintu depan yang masih tertutup rapat. Berharap ada seseorang yang mengetuk pintu, tapi tak ada. Malam mulai merayap naik, tapi orang yang ditunggunya belum muncul juga.

"Neesan… kapan kita boleh makan?" tanya Kankurou lemas. Sedari tadi mereka dilarang menyentuh makanan di meja.

"Nanti!" kata Temari tak acuh. Ia masih sibuk mondar-mandir.

"Aku lapar, Neesan," Kankurou mengelus perutnya yang dari tadi bernyanyi minta diisi.

"Iyaaa. Sabar sedikit kenapa?" sergah Temari mulai kesal.

"Dari tadi juga sudah sabar, Neesan-ku sayaaang," Kankurou mendesah.

Temari yang jengkel memberikan death glare pada Kankurou yang langsung terdiam. Dengan raut wajah kesal, Kankurou meminum segelas air putih yang ke tujuh. Sementara Gaara hanya diam, duduk anteng melihat kedua kakaknya ribut.

Tok…tok…tok… 

Temari terlonjak. Gaara dan Kankurou saling melempar pandang. Tanpa ba-bi-bu, Temari segera berlari menuju ke depan. Dibukanya pintu dengan senyum terkembang. Tapi senyum itu langsung pudar saat melihat siapa yang berdiri di sana.

"Matsuri. Ada apa?" tanya Temari dengan raut kecewa.

"Uhm—aku ada sedikit urusan dengan Kazekage-sama, apa dia ada?" tanya Matsuri sopan.

"Ohh—ya. Gaara ada di dalam, silahkan masuk," kata Temari dengan senyum dipaksakan.

Setelah Matsuri masuk. Temari duduk terpaku di sofa ruang tamu. Diliriknya jam dinding yang sudah menunjukkan angka delapan lebih sepuluh. "Apa dia tidak akan datang?"desah Temari gelisah.

Gaara yang ada di ruang keluarga bersama Matsuri dan Kankurou pun sesekali melirik ke arah ruang tamu.

"Bagaimana, Matsuri, apa tugas yang kuberikan padamu sudah kau laksanakan?" tanya Gaara pelan.

"Sudah, Kazekage. Menurut berita, dia sudah sampai di gerbang desa," jawab Matsuri.

"Tugas? Tugas apa? Dia siapa?" tanya Kankurou penasaran.

"Kau akan tahu sendiri nanti, Niisan," Gaara melirik Temari yang duduk menyandar pada sofa.
"Baiklah—kalau begitu saya permisi dulu, Kazekage," Matsuri membungkuk hormat. "Selamat malam, Kankurou-san."

"Ya. Hati-hati dijalan, Matsuri. Segeralah tidur, sudah malam," kata Gaara.

Matsuri tersenyum senang mendengarnya, "Iya. Terima kasih, Kazekage."

Matsuri pun melangkah keluar. Di ruang tamu, ia mengucap salam pada Temari yang hanya mengangguk menanggapinya. Mengerti suasana hati Temari yang sedang buruk, Matsuri tersenyum maklum.

Mendekati tengah malam. Temari masih duduk menunggu di sofa, matanya terasa sangat berat. Setelah seharian sibuk di dapur, ia merasa sangat lelah sekali sekarang. Gaara dan Kankurou yang ada di ruang tengah—yang telah kehilangan selera makannya—menatap miris kakak kesayangan mereka.

"Gaara—apa kau yakin si rambut nanas itu akan datang?" tanya Kankurou. Ia mulai terlihat cemas dengan keadaan Temari.

"Hn—dia pasti datang," jawab Gaara datar.

Tok…tok…tok…

Pintu depan terdengar diketuk lagi. Tapi Temari tak terlihat bangkit untuk membukanya. Kankurou yang heran, bangkit berdiri. Ternyata Temari jatuh tertidur. Tak ingin membangunkan Neesan-nya, dengan perlahan ia melangkah ke depan untuk membuka pintu.

Dan…

"Kau—," Kankurou menatap tajam sosok yang berdiri di depannya. Sosok yang dari tadi ditunggu oleh Temari.

"Maaf—aku terlambat," kata Shikamaru dengan wajah letih.

Melihat keadaan Shikamaru yang kusut—menyedihkan—Kankurou urung melabraknya.

"Masuklah. Neesan sudah menunggumu dari tadi," Kankurou menyingkir, memberi ruang agar Shikamaru masuk ke dalam.

Shikamaru tercenung di tempat saat melihat Temari yang tertidur di sofa.

"Neesan tertidur kelelahan saat menunggumu," kata Kankurou.

"Maaf—," Shikamaru membungkuk pada Kankurou dan Gaara yang muncul dari dalam.

"Minta maaflah nanti pada Neesan," kata Gaara. "Sekarang—kuserahkan semua padamu."

Gaara dan Kankurou pun masuk meninggalkan Shikamaru dan Temari di sana.

Shikamaru berjalan mendekat ke sofa. Perlahan, ia duduk di samping Temari. Shikamaru menghela napas panjang.

"Maafkan aku—," lirih Shikamaru sambil membelai lembut rambut Temari. Disibaknya poni yang menutupi sebagian wajah Temari.

Sedikit terganggu, Temari menggeliat, "Nghh—," Temari mengerjap-ngerjapkan matanya. Tampak di hadapannya bayangan kabur dari sosok yang ditunggunya. "S-shika?" tanya Temari ragu.

"Ya—ini aku," jawab Shika seraya merengkuh Temari ke dalam pelukannya.

"Benar ini kau?" tanya Temari lirih. Dengan perasaan yang membuncah, Temari memeluk Shikamaru.

"Ya. Maaf aku datang terlambat," Shikamaru mengeratkan pelukannya.

"Aku sudah menunggumu dari tadi," protes Temari setengah merajuk.

"Maaf—," Shikamaru terlihat merasa bersalah.

"Selamat ulang tahun, Shika," Temari melepaskan pelukan dan mencium pipi Shikamaru.

"Shikamaru tersenyum, "Terima kasih. Terima kasih sudah menyiapkan pesta untukku—pesta yang gagal berantakan karena aku. Maaf," Shikamaru kembali merengkuh Temari ke dalam pelukannya.

"Tak apa, Shika. Kau sudah ada di sini sekarang," kata Temari tersenyum.

"Kau pasti lelah dan mengantuk. Tidurlah—aku akan menemanimu di sini," Shikamaru membelai lembut rambut Temari.

"Terima kasih, Shika. Terima kasih—sudah datang," kata Temari tersenyum bahagia. Perlahan, dipejamkannya kembali matanya. Ia merasa, ia pasti akan mimpi indah tidur dalam pelukan kekasihnya. Tak lama kemudian, ia sudah jatuh tertidur kembali dengan senyuman tersungging di bibirnya.

Shikamaru tersenyum, diciumnya kening gadis dipelukannya itu lembut, "Terima kasih, Temari. Aku—menyayangimu."

OWARI

Omake

"SHIKAMARUUUUUU!" teriakan melengking Temari terdengar memecah keheningan pagi.

Shikamaru yang masih terlelap di alam mimpinya terbangun karena kaget. Gaara dan Kankurou yang juga terkejut pun turun dan bergegas menuju ke ruang tamu.

"Ada apa, Temari?" tanya Shikamaru malas.

"Ada apa kau bilang? Kau mau kuhajar ya?" teriak Temari.

Shikamaru mengerutkan dahi. Sementara Gaara dan Kankurou menatap ke arah Shikamaru dengan tatapan—kau—apakan—kakakku, huh?

Ditatap demikian oleh tiga bersaudara Sabaku. Shikamaru jadi keder juga.

"T-tunggu—aku salah apa?" Shikamaru meminta penjelasan.

"Salah apa tanyamu?" Temari mendesis. "Sudah datang terlambat. Datang-datang tanpa minta maaf kau langsung tidur memelukku tanpa ijin, huh?"

Shikamaru sweatdrops mendengarnya. Lalu—suasana romantis semalam itu apa? Gaara dan Kankurou yang diam-diam semalam mengintip juga langsung speechless. Jangan-jangan—semalam Temari setengah sadar dan belum ngeh ya? Mereka bertiga spontan menatap Temari yang gantian bingung mendapat tatapan aneh dari kekasih dan dua adiknya.

"Apa?" tanya Temari.

"Hahh—ya sudahlah. Selesaikan sendiri, Shika," Gaara berlalu diikuti Kankurou yang geleng-geleng kepala melihat Neesan dan calon kakak iparnya itu.

"Hei, Gaara. Kau masih tidak ingin mengatakan padaku, kenapa Shika bisa datang sementara yang lain tidak?" tanya Kankurou saat mereka menaiki tangga.

"Hmm—aku mengirim pesan khusus padanya. Aku katakan padanya, bisa tidak bisa, dia harus datang! Kalau dia tidak bisa datang tepat waktu—apapun alasannya—aku sendiri yang akan menguburnya hidup-hidup di tengah badai pasir," kata Gaara datar.

"A-apa?" Kankurou menganga mendengarnya. "Hahaha—kasihan sekali nasib si nanas itu. Dia yang ulang tahun, tapi dia sendiri yang menderita."

Sementara itu di ruang tamu. Shikamaru masih harus berjuang menghadapi kemarahan Temari, sekaligus melawan kantuk yang masih menggelayut di matanya. Yakk! Ganbatte, Shika!

A/N : Yeyy! Akhirnya selesai juga fic ini. Sebenarnya ini fic untuk ultah Shika, tapi karena kemarin saya sempat sakit, fic ini ga bisa selesai tepat waktu. Jadinya telat banget deh kaya' judulnya, huhu… u_u
ShikaTema, tapi porsi Shika-nya dikiiiiiit banget. Gomeeeen…
Yakk! Selamat ulang tahun, Shikamaru~ :D *tebar2 konfeti*
Bagi-bagi rusanya yaaa... :p

Kamis, 22 September 2011

Khasiat Cengkeh

Pasti tahu yang namanya cengkeh, bukan? Cengkeh alias Syzygium aromaticum atau disebut juga Eugenia aromatica L, tanaman yang satu ini terkenal sebagai salah satu rempah-rempah yang banyak khasiatnya.

Cengkeh merupakan tumbuhan asli Maluku. Tanaman daerah tropis ini memiliki pohon bercabang yang bisa tumbuh sampai setinggi 10 meter dengan daun yang lebat. Yang biasa digunakan sebagai bumbu dapur adalah bagian tunas bunga yang sudah dikeringkan.

Tanaman yang juga dsebut clove tree (Inggris) dan ting hsiang (Tiongkok) ini memiliki sifat hangat. Dengan rasa dan aromatik yang tajam cengkeh dapat menghangatkan badan dan melancarkan sirkulasi darah.

Manfaatnya, bukan hanya mengusir meriang, penyakit-penyakit gangguan peredaran darah, seperti sakit kepala, stroke bahkan jantung pun dapat teratasi.

Jurnal Protaglandins, Leukotrienes and Essential Fatty Acids yang diterbitkan Harcourt Publishers Ltd mengungkapkan cengkeh memiliki kemampuan antikoagulan (pencegah penggumpalan darah). Daya kerjanya sama hebat dengan aspirin. Informasi ini diperkuat dengan temuan seorang ilmuwan dari University of Wisconsin Amerika Utara yang mengungkapkan cengkeh mengandung suatu senyawa antibeku darah. Zat ini dapat melonggarkan pembuluh darah jantung yang tersumbat. Pendek kata, uraian jurnal dan riset ilmuwan Amerika ini mengisyaratkan pesan, rajin mengonsumsi makanan mengandung cengkeh dapat melindungi manusia ancaman stroke dan serangan jantung.

Debat Impotensi

 
Cengkeh juga dipercaya dapat mengatasi masalah lemah syahwat atau impotensi. Benarkah? Dalam hal mengobati impotensi, khasiat cengkeh masih diperdebatkan. Para pakar herbal mayakini cengkeh mampu mengatasi problem khas pria itu lantaran cengkeh dapat melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh, termasuk aliran darah menuju penis.

Toh alasan ini dapat diterima karena penyebab terbesar impotensi adalah terganggunya sirkulasi darah di organ vital pira. Masalahnya, sejauh ini masih belum banyak ilmuwan yang melakukan uji klinis terhadap penggunaan cengkeh dalam mengobati impotensi. Khasiat cengkeh mengatasi impotensi bukan tidak diakui, tetapi belum terbukti secara ilmiah.

Terlepas dari kebenaran khasiatnya mengatasi impotensi, yang jelas peran cengkeh untuk kesehatan tidak terbantahkan. Cengkeh juga berkhasiat sebagai antibakteri alami. Melalui serangkaian penelitian di laboratorium, Dalijit Arora, seorang ahli mikrobilogi dari India membuktikan cengkeh dapat membunuh hampir semua bakteri penyebab penyakit yang ditelitinya, termasuk bakteri-bakteri 'bandel' yang sudah kebal dengan racun obat-obat antibiotika. Berdasarkan penelitian ini dapat dimengerti mengapa para herbalist menempatkan cengkeh sebagai tumbuhan pengobat radang. Sebab radang bisa dipicu oleh infeksi bakteri.


Analgesik Lokal

Selain berkhasiat menghilangkan batuk dan rasa tak nyaman di perut, ternyata cengkeh juga berfungsi sebagai obat bius. Kandungan kimiawinya memungkinkan cengkeh menjadi obat anestesi lokal. Karenanya dalam dunia farmasi serbuk dauncengkeh sering digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit. Salah satu khasiat cengkeh yang terkenal adalah menghilangkan nyeri dan ngilu akibat sakit gigi.

Uraian di atas baru mengungkapkan sebagian dari keunggulan cengkeh. Tanaman ini masih menyisakan segudang manfaat yang belum terungkao secara klinis. Jika orang Barat yang tak punya ladang cengkeh mau memetik khasiatnya, mengapa kita tidak. Jadi, mari manfaatkan khasiat cengkeh untuk kesehatan diri dan keluarga.

Aneka khasiat cengkeh

Cengkeh dapat mengobati bermacam keluhan kesehatan
Diantaranya:
  • Sakit kepala
  • Sakit perut, mual, muntah, masuk angin dan perut kembung
  • Terlambat haid dan rasa sakit sewaktu haid.
  • Keputihan
  • Radang lambung (gastritis)
  • Cegukan (hiccups)
  • Asam urat tinggi
  • Sakit gigi dan bau mulut yang tak sedap
  • Sinusitis, rematik, dan campak
  • Batuk, suara serak, dan TBC
  • Meningkatkan nafsu makan
  • Lemah syagwat

Beberapa resep obat cengkeh yang dapat diramu di rumah

Masuk angin
Ambil 10 butir cengkeh, seduh dengan air panas, lalu minum sebagai teh.

Mual, Muntah
Ambil 10 butir cengkeh, 20 gram asam jawa, dan gula aren secukupnya. Rebus bahan dengan 400 cc air sampai bersisa 200 cc. Saring air rebusan. Minum selagi hangat 2 kali sehari, masing-masing 100 cc.

Sakit kepala
Sediakan 5 butir cengkeh, 5 gram kayu manis, 5 gram biji pala, dan 5 butir merica. Haluskan hingga menjadi bubuk. Seduh dengan 100 cc air panas, kemudian minum.

Sakit perut haid
Sediakan 5 butir cengkeh, 7 butir ketumbar, 10 gram kunyit, dan 5 gram biji pala. Setelah dicuci, rebus bahan dengan 400 cc air hangat tersisa 200 cc. Saring, lalu minum air rebusan selagi hangat.

Rematik dan Asam urat tinggi
Sediakan 5 butir cengkeh, 200 gram ubi jalar merah, 5 butir kapulaga, 5 gram biji pala, 1 gram kayu manis, 15 gram jahe merah, dan 10 butir merica. Rebus bahan dengan 1.500 cc air hingga tersisa 500 cc. Minum air rebusan dan ubi jalarnya dimakan.

Sinusitis
Ambil cengkeh secukupnya. Keringkan, lalu giling sampai jadi bubuk. Tiupkan ke hidung dengan menggunakan sedotan dengan takaran secukupnya.

Sakit gigi
Sangrai 10 butir cengkeh sampai hangus. Giling sampai halus, masukkan kelubang gigi secukupnya, lalu tutup dengan kapas. Lakukan 2 kali sehari. Cara lain: sumbat gigi yang berlubang dengan kapas yang telah ditetesi minyak cengkeh.

Gigi rusak
Ambil 20 helai daun cengkeh yang belum tua, rebus dengan 600 cc air. Setelah air rebusan dingin, gunakan untuk berkumur-kumur berulang kali. Jemur daun sirih tadi lalu kunyah.

Bau mulut tak sedap
Sediakan 10 butir cengkeh. Setelah dicuci, seduh dengan 200 cc air panas. Diamkan selama 5 menit. Saring airnya dan gunakan untuk berkumur-kumur. Lakukan setiap hari secara rutin.

Sumber : CBN 

Selasa, 20 September 2011

Tentang kita

Duduk menekuk lutut, aku menatap hamparan langit malam yang bertabur bintang. Dingin angin malam yang mulai menusuk hingga ke tulang sumsumku, memaksaku merapatkan jaket yang kukenakan. Berpendar mataku menjelajah lautan gugusan bintang di langit. Mencoba mencari satu rasi yang selalu mampu membuatku tersenyum saat melihatnya. Orion. Tapi malam ini, sepertinya tak berpihak padaku. Hingga mataku lelah, tak juga kunjung kutemukan rasi itu.

Kecewa.

Aku mendesah. Kupejamkan mataku sesaat. Menikmati sunyi yang kusuka. Begitu tenang. Begitu damai. Namun, dering handphone di pangkuanku memaksaku untuk kembali membuka mata.

One message received. 

Kanaya.


"Hallo, Jtintah. :D" 

Aku tersenyum membaca pesan singkatnya. Tanganku pun segera menari di atas keypad handphone-ku. Kubalas pesan singkat itu dengan senyum masih melekat di bibirku.


 "Hallo, Key. :) Sedang apa?"

Kutekan tombol sent. Selesai membalas, kembali kutengadahkan pandanganku ke langit. Tiba-tiba saja aku teringat padanya.

Dia.

Saat mengingatnya seperti ini, selalu membuatku menjadi galau.  Aku merindukannya. Merindukan saat-saat aku masih dekat dengannya. Saat kami melewati malam bersama, hingga pagi menjelang.

Kulirik handphone-ku sekilas. Belum ada balasan dari Kanaya. Iseng. Kubuka daftar phonebook-ku. Kubaca satu persatu dari atas sampai ke bawah. Melintas banyak kenangan yang aku lewati bersama orang-orang tersebut.

Tanganku berhenti menyentuh trackpad, saat tombol bergulir tepat pada namanya. Ahh. Hanya membaca namanya saja membuat hatiku berdenyut nyeri.


Entah mengapa. Terbersit keinginan untukk mengiriminya sebuah pesan. Meski ragu, kuketikan sebuah pesan singkat untuknya.

"Hallo. Selamat malam... Bagaimana kabarmu?"

Kutatap tulisan yang tertera di layar, sebelum akhirnya kuhapus. Terlalu formal.

"Hai, masih ingat aku?"

 Ck! Apa ini? Sebuah pertanyaan yang konyol.

"Sedang apa?"

Kembali kuketik sebuah pesan yang lagi-lagi akhirnya kuhapus. Terlalu to the point.

"Hallo... Apa kabar? Lama tidak ngobrol. :) "

Aku tersenyum. Sepertinya boleh juga. Tapi... apa dia akan membalas pesanku? Bagaiman kalau dia mengabaikannya seperti yang sudah-sudah? Pikiran itu membuat senyumku langsung lenyap seketika. Akhirnya, pesan itu pun bernasib sama dengan yang lainnya. Ter-delete.

Kuhembuskan napas panjang. Selalu seperti ini. Aku tak pernah punya cukup keberanian untuk memulai. Aku terlalu takut. Takut akan kecewa.


Tuhan... Kenapa semua jadi terasa begitu rumit? Sedangkan dulu, semua terasa begitu mudah dan menyenangkan. Semua mengalir apa adanya. Tak seperti sekarang...

Handphone di tanganku berdering lagi.

1 message received. Balasan dari Kanaya.

 "Aku sedang melakukan hal yang sama dengan yang kau lakukan sekarang."


Aku mengernyitkan dahi membaca pesan itu. Yang sedang kulakukan sekarang? Melihat bintang maksdunya? Masa' iya dia tahu apa yang sedang kulakukan?

"Maksdumu?"

 Kukirim sebuah balasan singkat yang mempertanyakan kejelasan maksudnya. Tak berapa lama, balasan darinya masuk.


"Melihat bintang, Dear."

Aku terdiam. Membaca pesan itu justru semakin mengingatkan aku padanya. Hh~ dulu... seperti inilah aku dan dia. Tak pernah melewatkan waktu tanpa bertukar kabar. Mengobrol ringan di SMS, meski hanya untuk sekedar membahas hal-hal yang tidak penting. Sekaranng... Jangankan mengobrol. Sapaanku pun diacuhkannya. Hanya dianggap sebagai angin lalu. Sedih rasanya.


Ugh... Nyeri itu kembali datang. Nyeri itu kembali terasa menusuk. Aku benci ini. Kubenamkann kepalaku di antara kedua lututku. Mencoba menetralkan debar tak menyenangkan yang mengajak jantungku menari.

Aku mengenalmu dengan cara yang sederhana. Kita mulai dekat juga dengan cara yang sederhana. Mencoba saling memahami juga dengan cara yang sederhana. Tapi, seperti apakah kita yang sekarang? Bagaimana caranya agar aku bisa memahamimu lagi mulai sekarang?  Kenapa kini kau begitu susah dimengerti?

 Aku rindu tawamu. Aku rindu pelukanmu. Aku juga rindu suaramu. Aku sungguh merindukan semua yang ada pada dirimu. Tidakkah kau juga merindukan aku? Merindukan kebersamaan kita?

 Kau semakin jauh. Jauh. Dan semakin menjauh dariku. Tak ada lagi tawa dan tangis yang kita bagi bersama. Tak ada lagi cerita. Seolah kisah kita telah usai. Bahkan tanpa kata perpisahan. Berakhir begitu saja.

 Aku sadar, kau pasti lelah terus-menerus mengalah padaku. Lelah mengerti sifat manja dan kekanakanku. Belum lagi, mendengar keluhan-keluhanku yang tak ada habisnya, pasti membuatmu muak.

Tanpa aku, hidupmu mungkin jauh lebih tenang. Aku tersenyum miris. Sesak rasanya dada ini. Panas mata ini menahan genangan air mata siap meluncur turun. Huft... Ya. Aku memang cengeng. Dan dia tahu itu. Dia yang dulu selalu ada untukku.

Dering handphone di tanganku, melemparku kembali ke alam sadar. SMS dari Kanaya.

"Hey! Tidur ya?"

 Ahh, aku sampai lupa membalas pesannya.

 "Maaf..."

 Tertunduk aku menghela napas. Cukup. Aku tidak boleh seperti ini terus.


"Ck! Dasar. Buruan masuk. Di luar dingin. Nanti kau bisa sakit."

 Aku tersenyum. Ya. Aku tidak sendiri. Ada Kanaya sekarang di sampingku. Bukannya aku bermaksud menggantikan posisinya dengan Kanaya. Tidak. Dia dan Kanaya. Mereka sama-sama penting untukku. Mereka punya tempat tersendiri di hatiku.

"Iya. Aku sayang kamu. *hug* "


Sebuah balasan kukirimkan sebelum aku beranjak masuk. Ya. Aku sayang Kanaya. Aku juga sayang dia. Mereka, adalah dua sahabat terbaik yang pernah kumiliki. Mungkin, yang satu telah melepaskan genggamannya dariku, dan memilih pergi. Tapi aku tidak akan membiarkan Kanaya pergi. Akan selalu kugenggam erat tangannya. Meski begitu... Kata 'sahabatku' tak akan pernah lepas dari mereka.

Sabtu, 10 September 2011

10 Konsep Rumah Pohon Yang Keren

Adakah dari kalian yang pernah bermimpi mempunyai rumah pohon? Saya salah satunya. Dari kecil, saya sering bermimpi memiliki sebuah rumah pohon mungil yang nyaman, tapi sayang di halaman rumah saya tidak ada pohon yang bisa dijadikan rumah pohon. Terpaksa saya mengubur dalam-dalam impian saya tersebut. 

Beberapa struktur yang dibangun di atas pohon atau hung dari pohon, tetapi beberapa pohon biasa desain bangunan rumah bahkan berkembang dari pohon atau kanan dibangun menjadi pohon. Beberapa orang tinggal di pohon-pohon sebagai mewah, sebagian untuk membantu menyelamatkan lingkungan hidup dan lain-lain dari tradisi atau kebutuhan. 

Berikut adalah sepuluh desain rumah pohon luar biasa yang berkisar dari fungsional ke khayali, berkelanjutan dan terjangkau untuk asing ke luar biasa mahal.

1. Baumraum Treehouses:
http://www.inhabitat.com/wp-content/uploads/baum1.jpg
http://www.inhabitat.com/images/baumraumnight.jpg
Baumraum treehouses blends palen klasik yang sederhana struktur kayu di pohon dengan sudut modernist, membersihkan saluran dan elemen desain lainnya. Paduan ini dengan baik dan berdiri keluar dari daerah sekitar mereka alami dan disesuaikan untuk keinginan klien sebelum dipasang. Yang kedua adalah kelompok Baumraum eksperimental dan berpengalaman, ingin keahlian dalam pohon jenis, kemampuan dan dampak lingkungan.

2. Free Spirit Spheres:
http://www.essential-architecture.com/MISC/10.%20Free%20Spirit%20Spheres.jpg
http://www.ubergizmo.com/photos/2006/6/free-spirit-sphere.jpg
Mobile, tahan lama dan entah bagaimana bertingkah Free Spirit Spheres dapat hung dari apapun dari pohon dan bangunan batu ke muka. Anyaman dan tali jangkar metaphorically literal dan ini spheres ke lokasi-lokasi mereka. Jangkar hanya empat poin diperlukan untuk melaksanakan seluruh berat yang spheres. Setiap sphere adalah air dan dampak-tahan, terdiri dari internal yg berlapis-lapis dan bingkai kayu jelas fiberglass eksterior.

3. The 4Treehouse:
http://blog.josephtreeservice.com/wp-content/uploads/2008/08/maintreehouse1.jpg
http://inhabitat.com/wp-content/uploads/maintreehouse2.jpg
The 4Treehouse oleh Lukasz Kos floats seperti "Jepang lentera jangkungan" dan terletak menampung empat pohon yang ada di situs. Sebagai yang terbaik dengan desain rumah pohon, proyek ini berhasil bekerja di sekitar situs kondisi alam yang ada. Tiga-cerita rumah sendiri rents ditangguhkan dari keempat utama situs pohon.

4. The TreeHouse Workshop:

http://www.apartmenttherapy.com/uimages/sf/4-29-09-treehouse-2.jpg
Lokakarya yang TreeHouse Seattle adalah sebuah perusahaan yang berbasis mengambil seni membangun rumah pohon sangat serius. Mereka membangun rata-rata satu pohon rumah per bulan dan upah sangat mampu dan tukang bangunan untuk membangun proyek-proyek mereka. Selesai mereka bekerja berbeda dalam kemewahan tetapi beberapa bahkan termasuk (counterintuitive!) Dilengkapi.

5. The 02 Sustainability:
http://www.instablogsimages.com/images/2008/12/24/o2-sustainability-treehouse-by-dustin-feider_ndgzU_17621.jpg

http://s3.amazonaws.com/materialicious/images/treehouses-by-o2-sustainability-m.jpg
02 Pohon yang Keberlanjutan Rumah defies banyak konvensi satu asosiasi yang khas dengan rumah pohon. Paradigma dari persegi-pondok kayu seperti struktur digantikan dengan cahaya dan ruang kubah geodesic struktur yang memerlukan sangat sedikit (dan ramah lingkungan) dan bahan minimal telah berdampak pada pohon di mana ia ditempatkan (gantung dari kabel daripada bolted ke pohon). Perangkat ini dirancang untuk perumahan, meditasi dan fungsi rapat.

6. the tree dwellers:

Tentu saja, tidak semua rumah pohon yang avante garde contoh desain dan keberlanjutan - beberapa orang dalam hidup jauh lebih tradisional seperti pohon rumah pohon dwellers terlihat pada foto di atas. Di jungles of Brazza River Basin di Indonesia Provinsi Papua yang memiliki suku setempat perlahan dibangun mengarah ke atas pohon-pohon untuk melepaskan diri hama dan satu sama lain. Mereka Residences dizzying sekarang mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki.

7. Vietnamese tree house:

http://www.angelstarcreations.com/special/buildings_files/tree.jpg
Vietnam pohon ini amazing struktur rumah adalah sebuah "rumah pohon" di slebor sepenuhnya ungkapan rasa dan menarik wisatawan dan tamu dari seluruh dunia. Tentu saja tidak hanya orang bisa mendapatkan izin untuk membangun rumah seperti ini: ia akan membantu anak perempuan dari mantan presiden di negeri ini. Wisatawan bahkan bisa tinggal di kamar semalam.

8. styx valley protest structure tasmania:
http://www.we-make-money-not-art.com/yyy/styzx.jpg

Ada satu hal ke rantai diri ke sebuah pohon untuk menyimpannya, tetapi cukup untuk hidup yang lain dalam satu! Untuk menyimpan 400 + tahun pohon, sekelompok aktivis telah melakukan hal yang sama pada awangan ditangguhkan platform yang saat ini merupakan tallest "rumah pohon" di dunia (atas gambar di atas). Pandai satu perancang telah mengembangkan serangkaian konsep strategi yang ditampilkan dalam gambar di atas untuk mengambil pendekatan ini ke tingkat berikutnya. Dengan hanya 13% dari tahun ini pertumbuhan pohon-kiri, ini baru akan struktur link dari pohon ke pohon menyediakan habitat tetapi juga melindungi lingkungan.

9. The Ultimate Tree House:
http://www.coolbusinessideas.com/images/photo_blog_fabaxo1.jpg
http://i.n.com.com/i/ne/p/2007/joachim_tree_house_550x431.jpg
Bagaimana jika bukan membangun rumah pohon, Anda dapat tumbuh sendiri? Kombinasi antara bangunan dan sistem lain dapat digunakan untuk mengarahkan pertumbuhan ini sangat menarik dan kreatif konsep rumah pohon selama periode tahun. Vines, akar pohon dan arsitektur organik menjadi bahan-bahan untuk membuat kerangka kerja yang fleksibel untuk curious ciptaan. Windows akan fleksibel yang terbuat dari soy membranes yang akan beralih sebagai bangunan tumbuh.

10. The Syberite tree house:
http://www.streeteditors.com/wp-content/uploads/2007/03/sybarite.gif
http://www.inhabitat.com/images/sybarite2.jpg
Syberite rumah pohon proyek blends desain modular dengan rendah dampak hidup. Layouts diizinkan untuk memenuhi ke lanskap alam sekitar mereka untuk mengambil keuntungan maksimum dari pandangan dan cahaya alami tanpa di lingkungan setempat. Tujuh dasar mendukung dirancang untuk meminimalkan dampak pada akar sistem dan permukaan tanah. Hujan koleksi, panel matahari, angin dan koleksi lainnya juga pembangunan sistem terpadu membuat rumah kebanyakan energi independen.

sumber: http://strano66.blogspot.com/2010/09/10-konsep-rumah-pohon-yang-mengagumkan.html